KONSEP DASAR
PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH
Pengantar Ilmu Kesehatan
Masyarakat
Yang dibina oleh Ibu
Nurnaningsih Herya Ulfah,S.KM.,M.Kes
oleh:
Dea Amanda Caressa 140612602633
Dewi Giusti Destianashari 140612606277
Diana Zuroida 140612601448
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN
JURUSAN ILMU
KESEHATAN MASYARAKAT
September 2014
KATA PENGANTAR
Makalah
ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat,
karena berdasarkan kebutuhan dari materi diskusi kelas tentang promosi kesehatan dan ilmu
perilaku dengan maksud untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang materi dari promosi kesehatan dan ilmu perilaku itu
sendiri. Untuk materi ini kami usahakan dalam kelengkapan dan ketepatan materi
dengan silabus mata kuliah pengantar ilmu kesehatan masyarakat agar tidak rancu
dan juga dapat bermanfaat bagi teman- teman mahasiswa.
Ucapan
terima kasih kami ucapkan untuk dosen mata kuliah pengantar ilmu kesehatan
masyarakat yaitu ibu Nurnaningsih Herya Ulfah, S.KM.,M.Kes karena
beliau kami dapat menuntaskan makalah ini dengan tepat waktu dan semoga dapat
memenuhi tugas yang telah di berikan oleh beliau.
Segala
upaya telah di lakukan untuk membuat dan melengkapi isi makalah ini , namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran agar di jadikan masukan untuk tugas di lain
waktu.Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa terutama di kelas kami dan
juga tentunya mahasiswa offering lain.
Malang,
21 September
2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.2 Rumusan
masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Promosi
Kesehatan…............................................................................ 3
2.1.1 Definisi
Promosi Kesehatan......................................................... 3
2.1.2 Konsep Dasar Promosi
Kesehatan menurut para ahli.................. 4
2.1.3 Tujuan Promosi Kesehatan.......................................................... 8
2.1.4 Ruang
Lingkup Promosi Kesehatan............................................ 9
2.1.5 Sasaran Promosi
Kesehatan......................................................... 10
2.2 Ilmu
Perilaku…………......................................................................... 11
2.2.1 Definisi Ilmu Perilaku.................................................................. 11
2.2.2 Tujuan Ilmu Perilaku.................................................................... 12
2.2.3 Ruang Lingkup Ilmu Perilaku...................................................... 13
2.3 Peran Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku............................ 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 15
3.2 Saran 16
Lampiran Pertanyaan 17
Daftar pustaka 18
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan
didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang masih
belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya.
Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan
Undang-Undang Dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu
diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah
satunya dengan promosi kesehatan dan ilmu perilaku.
Kami
telah berusaha mempelajari konsep promosi kesehatan dan ilmu perilaku dari
sumber-sumber seperti, dari buku maupun internet. Namun, tidak menutup
kemungkinan masih adanya kekurangan maupun kesalahan, maka kami sangat memerlukan
saran dan kritik pembaca ataupun dosen pengajar.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari
latar belakang itu adalah:
a.
Apakah definisi dari promosi kesehatan?
b.
Apakah tujuan dari promosi kesehatan?
c.
Apa saja ruang lingkup dari promosi kesehatan?
d.
Siapa sasaran dari promosi kesehatan?
e.
Apakah definisi dari ilmu perilaku?
f.
Apakah tujuan dari ilmu perilaku?
g.
Apa saja ruang lingkup dari ilmu perilaku?
h.
Apa peran tenaga promosi kesehatan dan
ilmu perilaku dalam keseharian?
1.3
Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat
mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup dari
promosi kesehatan.
1.3.2 Mahasiswa dapat
mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup dari ilmu perilaku.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Promosi
Kesehatan
2.1.1
Definisi Promosi Kesehatan
Nesi Novita dan Yunetra
Franciska (2011) Promosi kesehatan adalah proses peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan yang disertai dengan upaya memfasilitasi perubahan
perilaku dan merupakan program kesehatan yang dirancang uuntuk membawa
perbaikan atau perubahan dalam indivudu, masyarakat, dan lingkungan. Menurut
Ottawa Charter, Promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap
masyarakat sehingga mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri.
Wahid Ikhbal Mubarak dan Nurul
Cahyatin (2009) Sebenarnya istilah promosi kesehatan adalah perwujudan dari
perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara structural tahun 1984 WHO
dalam salah satu divisinya, yaitu Divisi Pendidikan Kesehatan (Division Health Education) diubah menjadi
Divisi Promosi Kesehatan dan Pendidikan (Division
on Health Promotion and Education). Konsep ini oleh Departemen Kesehatan RI
tahun 2000 mulai disesuaikan dengan merubah Pusat Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat menjadi Direktoral Promosi Kesehatan dan sekarang menjadi Pusat
Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan
revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi
kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan
peningkatan pedngetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga
upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Hal ini
berarti promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perbaikan berupa perubahan perilaku, baik didalam masyarakat maupun
lingkungan organisasi, lingkungan fisik, non fisik, social, budaya, ekonomi,
politik, dan sebagainya.
2.1.2 Konsep
Dasar Promosi Kesehatan menurut para ahli:
a.
Lawrence Green (1984)
Lawrence
Green mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut: Promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan
perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Dari
batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus,
atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi
kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003 bahwa
perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor
predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana dan
faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
lainnya.
2. Piagam Ottawa (Ottawa Charter: 1986)
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan
di Ottawa, Canada, menyatakan bahwa:
Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang
memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali atas kesehatannya, dan
meningkatkan status kesehatan mereka. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah
upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi
kesehatan ini mencakup dua dimensi yakni “ kemauan” dan “ kemampuan”, atau
tidak sekedar meningkatnya kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh
pendidikan kesehatan. Untuk mencapai status kesehatan yang paripurna baik
fisik, mental dan kesejahteraan social, masyarakat harus mampu
mengenal/mengidentifikasi dan mewujudkam aspirasinya, untuk memenuhi
kebutuhannya, dan mengubah atau mengatasi keadaan lingkungannya.
Teori
klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang
mempengaruhi derajat kesehatn individu, kelompok/masyarakat. Empat determinan
tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:
1.
Lingkungan : berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia
(organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri,
microorganisme) dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan)
2.
Perilaku yang
meliputi : sikap, kebiasaan, tingkah laku
3.
pelayanan kesehatan
: promotif, perawatan, pengobatan,
pencegahan
kecacatan, rehabilitasigenetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia
4.
Keturunan atau
herediter : gen, hereditas yang menjadi sifat dasar setiap individu
Determinan
ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik
(cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non fisik, seperti
lingkungan social, budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis lebih lanjut
determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua factor diluar kehidupan
manusia , baik secara individu, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung
atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, di
samping determinan-determinan tersebut yang telah dirumuskan oleh Blum masih
terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi atau menentukkan terwujudnya
kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
Faktor-faktor
atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik
individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa disebut persyaratan
untuk kesehatan terdapat 9 faktor, yakni:
1.
Perdamaian atau
kemakmuran
2.
Tempat tinggal
3.
Pendidikan
4.
Makanan
5.
Pendapatan
6.
Ekosisten yang
stabil dan seimbang
7.
Sumber daya yang
berkesinambungan
8.
Keadilan sosial
9.
Pemerataan
Mubarak,
W.I, dkk (2007) Dalam Konferensi Internasional Promosi
Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang berisi lima butir
kesepakatan yang meliputi :
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy
public policy)
Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan
sering diabaikan, oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan,
diharapkan bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan
aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi
pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN
di daerah jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus
benar-benar bisa memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan
dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain yang
bisa berdampak pada kesehatan.
2. Lingkungan yang mendukung (Supportive
environment).
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan
disini diartikan dalam pengertian luas. Baik lingkungan fisik (biotik, non
biotik), dan lingkungan non fisik. Diharapkan tercipta lingkungan yang kondusip
yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat.
Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini
sering diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya
perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan
masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb.
3. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient
health service).
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan,
tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health
provider ), tetapi pelayanan
kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan (health provider) dan pihak yang
mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya
sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan
peran serta aktif masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan
sebaliknya bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan
harus menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai subyek,
tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan sangatlah diharapkan.
Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya
masyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren,
dll.
4. Ketrampilan individu (Personal Skill)
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,
ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu
yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan
cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya dalam keadaan
yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan
masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan
masyarakat perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan,
selain itu masyarakata juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola
hidup sehat.
Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di
Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil,
pelatihan guru UKS, dll.
5. Gerakan masyarakat (Community
action).
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa
kesehatan tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk
dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata, masyarakat perlu dibekali dengan
pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu diberdayakan agar
mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan kesehatan
sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah
semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang
berkewajiban dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal
ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang
kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat
bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu
langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah
dijual alat semacam speedometer.
2.1.3 Tujuan
Promosi Kesehatan
Tujuan
promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau
informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup
sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
Upaya
memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada faktor perilaku
dan faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor
perilaku adalah promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan
terhadap faktor non perilaku adalah dengan perbaikan lingkungan fisik dan
peningkatan lingkungan sosial budaya, serta peningkatan pelayanan kesehatan.
Tujuan
promosi kesehatan tercantum dalam UU kesehatan RI No. 36 tahun 2009. Peraturan perundang-undangan
tersebut mengatur secara jelas, cermat, dan lengkap setiap aspek
kesehatan.Mulai dari pengertian-pengertian penting dalam hukum kesehatan, asas
dan tujuan, hak dan kewajiban, tanggung jawab pemerintah, sumber daya di bidang
kesehatan, upaya kesehatan, kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan
penyandang cacat, gizi, kesehatan jiwa, penyakit menular dan tidak menular,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, pengelolaan kesehatan, informasi
kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta masyarakat, badan pertimbangan
kesehatan, pembinaan dan pengawasan, dan berbagai hal lain yang terkait dengan
kesehatan yang diatur dalam tiap babnya.
Menurut
Green (1991) dalam
Maulana, 2009, tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
a.
Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan
tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan dengan
status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut tujuan jangka panjang,
contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 % setelah
promosi kesehatan berjalan lima tahun.
b.
Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang
diinginkan. Tujuan ini merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan
angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat 75% setelah promosi kesehatan
berjalan tiga tahun.
c.
Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah
kesehatan. Tujuan ini bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan,
sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan pekerja tentang tanda-tanda bahaya di
tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan berjalan 6 bulan.
2.1.4 Ruang
Lingkup Promosi Kesehatan
Menurut Keleher,et.al, (2007)
terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu :
1. Membangun
kebijakan kesehatan publik
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. Memberdayakan masyarakat
4. Mengembangkan kemampuan personal
5. Berorientasi pada layanan kesehatan
6. Promote social responbility of health
7. Meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan
9. Meningkatkan kemampuan masyarakat.
10. Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan.
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
3. Memberdayakan masyarakat
4. Mengembangkan kemampuan personal
5. Berorientasi pada layanan kesehatan
6. Promote social responbility of health
7. Meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social
8. Meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan
9. Meningkatkan kemampuan masyarakat.
10. Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan.
2.1.5
Sasaran Promosi Kesehatan
Nesi Novita dan Yunetra
Franciska (2011) Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat, maka sasaran langsung promosi kesehatan adalah masyarakat. Namun
demikian, dikarenakan kebatasan sumberdaya yang ada, tidak akan efektif apabila
upaya promosi kesehatan langsung ditujukan ke masyarakat. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan penahapan sasaran promosi kesehatan. Sasaran promosi kesehatan dibagi
dalam tiga kelompok sasaran yaitu sebagai berikut.
a.
Sasaran Primer (primary
target)
Masyarakat pada umumnya menjadi sasarang langsung
promosi kesehatan, misalnya: kepala keluarga untuk masalah kesehatan uum, ibu
hamil dan ibu menyusui untuk masalah kesehatan ibu dan anak (KIA), anak sekolah
untuk kesehatan remaja, dan lain-lain. Upaya promosi ini sejalan dengan
strategi promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat (empowerment).
- Sasaran sekunder (secondary target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat
disebut sasaran sekunder. Dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada
kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di
sekitarnya. Selain itu, apabila sasaran sekunder berpeilaku sehat sebagai hasil
dari pendidikan kesehatan yang diterimanya, dapat dijadikan contoh atau acuan
perilaku sehat bagi masyarakat di sekitarnya. Upaya promosi kesehatan ini
sejalan dengan strategi promosi kesehatan dukungan social (social support).
- Sasaran tersier (tertiary target)
Sasaran tersier adalah para pembuat keputusan atau
penentu kebijakan baik ditingkat puasat maupun daerah. Dengan
kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh sasaran tersier akan
mempunyai dampak terhadap perilaku masyarakat selaku sasaran primer promosi
kesehatan dan tokoh masyarakat selaku sasaran sekunder promosi kesehatan. Upaya
promosi kesehatan ini sejalan dengan strategi global promosi kesehatan yaitu
advokasi (advocacy).
2.2 Ilmu Perilaku
2.2.1
Definisi Ilmu Perilaku
Nesi Novita dan Yunetra
Fransika (2011) Ilmu perilaku adalah ilmu yang mempelajari semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Peilaku manusia antara satu dengan yang lain tidak
sama baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian.
Perilaku manusia berasal dari
dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Perilaku adalah respons
individu terhadap stimulasi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam
dirinya.
Perilaku adalah respons yang
terdiri atas respons motorik: berbicara, berjalan, dan sebagainya; respons
fisiologik: reaksi hormonal, aktivitas system saraf otonomik, dan sebagainya;
respons kognitif: pernyataan yang muncul dipikiran, imajinasi, dan sebagainya;
respons afektif: rasa benci, kecewa, marah, dan sebagainya.
Aktivitas manusia dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1)
Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya:
berjalan, menulis, menyunyik, merawat orang sakit, menolong persalinna dan
sebagainya.
2)
Aktivitas yang tidak
dapat diamati orang lain (dari luar) misalnya: berfikir, bersikap, berfantasi,
dan sebagainya.
Ahli psikologi social Sears,
at.al, (1985), mengemukakan empat pendekatan dalam memahami proses terbentuknya
perilaku social, yaitu:
1)
Pendekatan Biologis, yang melihat perilaku sebagai
karakteristik
bawaan atau mekanisme fisiologis,
2)
Pendekatan Belajar, yang melihat perilaku sebagai refleksi
dari apa
yang pernah dipelajari seseorang di masa lalu,
3)
Pendekatan Insentif, yang melihat perilaku sebagai upaya
untuk
mendapatkan keuntungan dan
memperkecil kerugian,
4)
Pendekatan Kognitif, yang melihat perilaku sebagai sesuatu
yang
terutama ditentukan oleh
persepsi seseorang terhadap situasi sosial di sekitarnya.
Ahli antropologi Suparlan
(1986), melihat terbentuknya perilaku individu sebagai totalitas atau resultan
dari tiga buah komponen internal diri manusia yang secara bersama-sama
membentuk perilaku manusia, yaitu:
1)
Adanya kebutuhan individu pada saat tertentu;
2)
Adanya upaya individu untuk memenuhi kebutuhan tersebut;
3)
Adanya pengetahauan kebudayaan yang dimiliki individu sebagai
warga
negara/masyarakat, yang
diperoleh melalui proses belajar dari lingkungannya sejak ia dilahirkan,
kemudian secara selektif
dipergunakannya sebagai
kerangka rujukan untuk menginterprestasikan
suatu objek, secara selektif
pula dijadikannya acuan untuk bertindak
sesuatu terhadap objek tersebut.
2.2.2 Tujuan
Ilmu Perilaku
1.
Menguasai
dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi bidang ilmu kesehatan
masyarakat khususnya di kawasan Kepulauan Tropis Semi Ringkai sehingga mampu
menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah
kesehatan yang ada.
2.
Mampu mengikuti
perkembangan pengetahuan dan teknologi dalam bidang ilmu pendidikan kesehatan
dan perilaku.
3.
Mampu menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
4.
Mampu
mengantisipasi dan tanggap terhadap berbagai perubahan pembangunan dan
pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat positif dan negatif.
5.
Menyelenggarakan
penelitian dan inovasi teknologi guna memanfaatkan sumberdaya lokal secara
optimal dan berkelanjutan sehingga dapat mempercepat proses pembaharuan,
pengembangan dan penerapan IPTEKS.
6.
Menyelenggarakan,
mengembangkan dan membina kehidupan masyarakat akademik melalui sistem
manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.
7.
Mengembangkan dan
membina kerjasama kemitraan pada tingkat regional, nasional dan internasional.
2.2.3 Ruang Lingkup Ilmu Perilaku
Benjamin Bloom (1977), seorang psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang
perilaku, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam perkembangannya,
domain perilaku yang diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga tingkat:
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
obyek melalui indera yang dimilikinya.
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk
tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki.
2.3 Peran Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku di Keseharian
Perubahan pemahaman konsep sehat dan sakit serta makin
majunya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menggugurkan paradigma kesehatan
lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif digantikan paradigma pembangunan kesehatan baru, yaitu Paradigma
Sehat yang bersifat proaktif. Dalam Indonesia sehat 2010, yang diharapkan
adalah lingkungan yang kondusif, ditunjang dengan perilaku masyarakat yang
proaktif serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan percepatan
perbaikan derajat kesehatan masyarakat, diperlukan strategi pembangunan
kesehatan, sasaran serta kebijaksanaan pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan, berkelanjutan, menyeluruh, merata dan terintegrasi. Dalam
pembangunan kesehatan, tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber
daya manusia yang sangat penting perannya guna meningkatkan kesadaran yang
lebih tinggi pada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.
Untuk itu perlu dipersiapkan tenaga terlatih di bidang promosi kesehatan
termasuk pakar yang memahami sosiologi, antropologi, perilaku, ilmu penyuluhan
dan lain-lain. Di samping itu, tenaga kesehatan masyarakat juga dapat berperan
dibidang kuratif dan rehabilitatif. Tenaga kesehatan masyarakat mempunyai peran
strategis dalam mengubah perilaku masyarakat menjadi kondusif terhadap Perilaku
Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) melalui promosi kesehatan.
Promosi yang dilakukan perlu mengikuti 4 tahapan yaitu:
1)
Memperkenalkan gagasan dan teknik
perilaku sehat,
2)
Melakukan identifikasi dan mengembangkan
strategi perubahan perilaku sehat,
3)
Memotivasi masyarakat sehingga terjadi
perubahan perilaku sehat dan
4)
Memahami cara berkomunikasi serta
merancang program komunikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep dasar promosi kesehatan
dan ilmu perilaku
1. Promosi
kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan.
2. Tujuan
promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau
informasi-informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup
sehat, tetapi juga bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
3. Ruang lingkup dari promosi
kesehatan meliputi: membangun kebijakan kesehatan public, menciptakan lingkungan yang
mendukung kesehatan,memberdayakan masyarakat,mengembangkan kemampuan
personal,berorientasi pada layanan kesehatan, meningkatkan investasi kesehatan
dan ketidakadilan social, meningkatkan konsolidasi dan memperluas kerjasama
untuk kesehatan, memberdayakan masayarakat dan meningkatkan kemampuan
masyarakat,Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan.
4.
Sasaran Promosi kesehatan ada tiga yaitu 1) Sasaran Primer (primary target), 2) Sasaran sekunder (secondary target), 3) Sasaran tersier (tertiary target).
5.
Ilmu perilaku adalah ilmu yang mempelajari semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar. Peilaku manusia antara satu dengan yang lain
tidak sama baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian.
6. Tujuan
dari ilmu perilaku yaitu menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta
metodologi bidang ilmu kesehatan masyarakat khususnya di kawasan Kepulauan
Tropis Semi Ringkai sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan
merumuskan cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada.
7.
Menurut Benjamin Bloom
(1977), ruang
lingkup ilmu perilaku adalah: 1) Pengetahuan (knowledge), 2) Sikap (attitude),
3) Tindakan atau praktik (practice).
8. Promosi yang dilakukan perlu mengikuti
4 tahapan yaitu memperkenalkan gagasan dan teknik perilaku sehat, melakukan
identifikasi dan mengembangkan strategi perubahan perilaku sehat, memotivasi
masyarakat sehingga terjadi perubahan perilaku sehat dan memahami cara berkomunikasi
serta merancang program komunikasi.
3.2 Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai materi yang
menjadi uraian makalah ini, tentu `banyak kekurangan dan kelemahan karena
keterbatasan pengetahuan dan rujukan atau referensi yang kami peroleh. Penulis
berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada umumnya dan pembaca pada khususnya. Aamiin
Lampiran Pertanyaan
1.
Reni Mariatul :
Contoh kegiatan promosi kesehatan?
Jawab :
Sosialisasi tentang HIV/AIDS, NARKOBA, merokok, sex
bebas dan kanker serviks (umumnya pada
remaja)
2.
Ria Saputri :
Contoh perilaku dalam tindakan yang konkret?
Jawab :
Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (makan bergizi,
olahraga), pencegahan penyakit
(tidur memakai kelambu),
pencarian pengobatan (ke
pelayanan kesehatan) dan
pemulihan kesehatan (diet, melakukan anjuran dokter)
3.
Annisa’ Hayyu :
Sasaran promosi kesehatan?
Jawab :
Sasaran Primer (primary target).Sasaran umumnya adalah
masyarakat yang dapat
dikelompokkan menjadi, kepala
keluarga untuk masalah kesehatan umum, Ibu hamil dan
menyusui anak untuk masalah KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak) serta anak sekolah untuk kesehatan remaja dan
lain
sebagianya. Sasaran promosi ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empowerment).
4.
Akhlis Hidayat :
Definisi ilmu perilaku (detail)?
Jawab :
Ilmu perilaku adalah suatu ilmu multidispliner.
Maksudnya pengkajian ilmu
perilaku itu menyangkut
banyak aspek yang dikaji/ditinjau
dari berbagai macam
ilmu. Hal ini wajar karena perilaku
merupakan refleksi
dari berbagai macam aspek, baik
fisik maupun non fisik.
Definisi perilaku menurut
Soekidjo & Sarwono, dapat
dibatasi sebagai keadaan jiwa
(berpendapat, berpikir,
bersikap, berpersepsi, dll) untuk
memberikan responsi
terhadap situasi di luar subjek
tersebut. Respon ini dapat
bersikap pasif (tanpa tindakan)
dan dapat bersifat aktif
(tanpa tindakan).
5.
Nisyah Imani : Apa
perbedaan tujuan promosi kegiatan (pembuat
kebijakan) dengan AKK?
Jawab :
Petugas promosi kesehatan bertindak sebagai
pelaku(tangan), sedangkan AKK sebagai pembuat
kebijakan (otak)
6.
Farida S : Apa usaha peningkatan kualitas
personal petugas promosi
kesehatan?
Jawab : Meningkatkan
kemampuan dalam berkomunikasi dan
IPTEK
7.
A. Komsun : Perbedaan
poin tujuan ke 3 dan ke 9?
Jawab : Kesalahan
pengetikan
8.
Aulia R :
Ruang lingkup promosi kesehatan selain penyuluhan?
Jawab :
Sales obat juga dapat bertindak sebagai petugas promosi
kesehatan. Dalam hal ini petugas
promosi kesehatan
dinaungi oleh instansi-instansi swasta maupun instansi
negri, salah satunya BKKBN.
9.
Sri Wulandari : Hambatan
saat melaksanaka promosi kesehatan?
Jawab :
Pada saat melakukan penyuluhan, peserta merasa bosan
dan tidak tertarik karena monoton.
10. Silmy M :
cara masyarakat agar tertarik dengan promosi kesehatan?
Jawab :
menggunakan media yang lengkap dan menarik (video,
gambar- gambar) media: LCD, Microphone, brosur, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Dian, Ayubi.
2010. Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan
dan
Ilmu Perilaku FKM UI.
Hidayat,Syarif.
Strategi Promosi Kesehatan.18
September 2014..
http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi
Mubarak, W.I, dkk. 2007. Promosi Kesehatam: Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan
dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta :
Rineka Cipta.
Novita,Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Saputri,
Waode Nurhaeny Emba. Promosi Kesehatan.18 September 2014. file:///E:/Tugas/IKM/ikm/ilmu-perilaku-2-wd-nurhaeny-emba.html