Usaha-usaha
Kesehatan Masyarakat
MAKALAH
Pengantar
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dibimbing
oleh :
Nurnaningsih
Herya Ulfah,S.KM.,M.Kes
Disusun
oleh :
IKM
offering B
Akhlis
Hidayat (140612605154)
Anike
Wulandari (140612601768)
Annisa’
Hayyu F (140612603579)
PROGRAM
STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
JURUSAN
ILMU KESEHATAN
FAKULTAS
ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
September
2014
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
i
Daftar isi.........................................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................
4
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................
4
1.3. Tujuan Masalah.......................................................................................
5
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................................
5
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................................
5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep pemeriksaan pengobatan dan perawatan..................................... 7
2.1.1 Pengertian Pemeriksaan.................................................................. 7
2.1.2 Pengertian Pengobatan .................................................................. 7
2.1.3 Pengertian Perawatan .................................................................... 7
2.2 Konsep Keluarga Berencana ............................................................ 8
2.2.1 Pengertian Keluarga Berencana ........................................................... 8
2.2.2 Tujuan Keluarga Berencana .......................................................... 9
2.2.3 Alat kontrasepsi pada progam KB ................................................ 10
2.2.4 Kelebihan alat kontrasepsi.............................................................. 12
2.2.5 Kekurangan alat kontrasepsi.......................................................... 12
2.3 Rehabilitasi .............................................................................................. 13
2.3.1 Pengertian Rehabilitasi .................................................................. 13
2.3.2 Fungsi Rehabilitasi ........................................................................ 14
2.3.3 Fungsi medik sosial ketrampilan ................................................... 15
2.4 Usaha Farmasi ......................................................................................... 18
2.5 Laboratorium ........................................................................................... 19
BAB 3 KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 21
3.2 Saran ........................................................................................................ 21
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadiran Allah SWT , yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “USAHA USAHA KESEHATAN
MASYARAKAT”guna memenuhi tugas mata kuliah ilmu kependudukan.Selanjutnya
shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SWA.
Pada
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
dan teman-teman yang telah memberikan motivasi dengan berbagai dorongan dan
masukan sehingga segala kendala yang dihadapi dapat diatasi.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
keterbatasan ilmu yang penulis miliki.Oleh karena itu,kritik dan saran yang
membangun dari dosen pembimbing maupun teman-teman sangat penulis harapkan guna
menyempurnakan pembuatan makalah ini dimasa yang akan datang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya para mahasiswa di
Universitas Negeri Malang , terutama penulis sendiri untuk menambah ilmu
pengetahuan.Amin.
Malang ,
September 2014
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Saat ini banyak
masyarakat yang kurang peduli akan kesehatannya. Banyak masyarakat yang masih
menganggap remeh masalah kesehatan. Padahal kesehatan sangat penting
untuk menunjang kehidupan.Oleh karena itu , perlu di adakan usaha-usaha
kesehatan masyarakat. Usaha kesehatan masyarakat itu sendiri dapat di artikan
sebagai usaha yang dilakukan sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang terjadi di masyarakat baik oleh pemerintah aaupun oleh
masyarakat itu sendiri.
Usaha-usaha
kesehatan masyarakat penting untuk dilakukan , hal itu bertujuan agar
terselenggaranya upaya kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau serta
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Usaha –
usaha kesehatan masyarakat itu sendiri mencakup upaya promosi
kesehatan,pencegahan penyakit, penyediaan fasilitas yang ditujukan pada
masyarakat.
Usaha-usaha
kesehatan masyarakat ini diselenggarakan oleh pemerintah dengan peran aktif
masyarakat.Namun, bisa juga diselenggarakan oleh masyarakat itu sendiri atau
lembaga non-pemerintah.
1.2 RumusanMasalah
1.2.1 Apakah konsep dari pemeriksaan,
pengobatan dan perawatan?
1.2.2 Apakah
konsep dari Keluarga Berencana ?
1.2.3 Apakah
konsep dari rehabilitasi ?
1.2.4 Apakah
konsep dari usaha-usaha farmasi ?
1.2.5 Apakah konsep
dari laboratorium ?
1.3 Tujuan umum
Mampu menjelaskan konsep Usaha Usaha Kesehatan Masyarakat
1.4 Tujuan khusus
1.4.1 Mengetahui
konsep dari pemeriksaan, pengobatan dan perawatan.
1.4.2 Mengetahui konsep dari Keluarga Berencana.
1.4.3 Mengetahui
konsep dari rehabilitasi.
1.4.4 Mengetahui
konsep dari usaha-usaha farmasi.
1.4.4 Mengetahui
konsep dari laboratorium .
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dari
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
2.1.1
Pengertian Pemeriksaan
Merupakan
salah satu cara dan tips pencegahan penyakit yang bisa dilakukan oleh kita
semua. Termasuk didalamnya check up kesehatan.
2.1.2
Pengertian Pengobatan
Pengobatan
adalah ilmu dan seni penyembuhan. Bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek
, perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan
dan memulihkan kesehatan.
2.1.3
Pengertian Perawatan
Perawatan
Kesehatan Masyarakat adalah usaha perawatan yang dijalankan dalam
masyarakat yang dilakukan dalam waktu
sakit maupun sehat, guna meningkatkan derajat kesehatan, memperbaiki hygiene
lingkungan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi.
2.1.4 Contoh dari pemeriksaan, pengobatanda perawatan
Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah
organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat,
dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Pelayanan di Puskesmas : Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif,
promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan
perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat
memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal
ini disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Perawat
memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit
pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos
kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).
Farmasi di Puskesmas : Untuk menjamin akuntabilitas pelayanan,
Puskesmas wajib melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP). Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi pelayanan
baik pelayanan UKP maupun UKM secara rutin. Melalui berbagai program yang
terselenggara, mereka diwajibkan membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan
melalui format LB1 (laporan bulanan 1) yang berisi morbiditas penyakit, LB2
yang berisi laporan pencatatan dan penggunaan obat, LB3 dan LB4 yang lebih
banyak memuat tentang program puskesmas.
2.2 Konsep dari
Keluarga Berencana
2.2.1
Pengertian
KB
Keluarga
Berencana ( KB)adalahsuatu program yang dicanangkanpemerintah dalam upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera.
2.2.2
Tujuan
KB
Membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatansosial – ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya (Mochtar, 2002)
Menurut WHO (2003) tujuanKB adalah, Menunda
/ mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi Pasangan Usia Subur dengan usia
istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan nya
adalah :
a. Umur
dibawah 20 tahun adalahusia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena
berbagai alasan.
b. Prioritas
penggunaan kontrasepsipil oral, karena peserta masih muda.
c. Penggunaan
kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi frekuensi
bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.
d. Penggunaan
IUD (Intra Uterine Divice) bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat
dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontrain dikasi terhadap pil
oral.
2.2.3 Jenis jenis metoda kontrasepsi
1. Cara Metode Kontrasepsi Sederhana
Maksudnya adalah cara mencegah kehamilan dengan alat dan
juga bisa tanpa alat. Tanpa alat ini bisa dilakukan dengan cara senggama
terputus dan juga sistem kalender. Sedangkan bila menggunakan alat bisa
dilakukan dengan kondom, cream atau jelly.
2. Cara Metoda Modern/ Metode Efektif.
Cara ini pun dibedakan dengan cara yang permanen atau pun tidak permanen.
Alat kontrasepsi permanen adalah dengan jalan operasi steril baik pada
laki-laki atau pun wanita. Kontrasepsi permanen laki-laki disebut dengan vasektomi
(sterilisasi pada pria) dan pada wanita disebut dengan tubektomi (sterilisasi
pada wanita). Pada umumnya kita kenal dengan sebutan istilah KB steril.
Sedangkan jenis KB non permanen adalah dengan pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim), suntikan, dan norplant.
Selain itu menurut Hartanto
(2004) dalam bukunya mengemukakan macam-macam metode kontrasepsi, sebagai
berikut :
1) METODE SEDERHANA
A. Tanpa alat
a.Metode kalender
Dengan meilhat
waktu terjadinya menstruasi pada siklus sebelumnya akan mendapat gambaran
mengenai kapan terjadinya masa ovulasi pada wanita. Hal ini karena biasanya
masa subur akan terjadi 12-16 hari sebelum terjadinya menstruasi.
b. Metode suhu tubuh
Pada saat
terjadinya ovulasi, biasanya suhu tubuh akan mengalami kenaikan 0,5 ° C karena
pengaruh hormone progesteron. Jadi pada waktu-waktu yang dianggap mendekati
masa subur, dapat dilakukan pemeriksaan suhu tubuh setiap pagi untuk dapat
mengetahui adanya kenaikan suhu tubuh.
c. Lendir vagina
Pada saat
terjadinya siklus menstruasi, kondisi lendir didaerah vagina akan berubah-ubah
akibat dari pengaruh hormon estrogen dan progesterone. Dengan mengetahui
kondisi lendir vagina juga dapat mengetahui kira-kira kapan masa ovulasi akan
terjadi. Pada saat sebelum terjadinya ovulasi, lendir vagina akan menjadi lebih
encer dengan warna transparent atau sedikit kekuningan. Sedangkan saat
terjadinya ovulasi maka lendir vagina akan menjadi lebih banyak dan kental
seperti putih telur. Sedangkan pada saat sesudah terjadinya ovulasi lendir vagina
yang ada akan menajdi lebih sedikit dan lebih kental serta lengket.
B. Dengan alat
Mekanis (kondom pria, diafragma, kap serviks, spons) dan
kimiawi (vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal tablet).
2) METODE MODERN
A. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah pilihan KB yang paling banya
dipakai oleh akseptor yang terbagi dalam 3 cara KB yaitu suntik 28%, pil 13%
dan implant 4% atau jika ditotal sekitar 15,2 juta perempuan usia reproduktif
menggunakan kontrasepsi hormonal. Kontrsepsi hormonal berisi estrogen,
progestin atau campuran keduanya.
Saat ini makin banyak metode yang bisa dipilih dalam
menggunakan kontrasepsi hormonal selain suntik, pil yang diminum dan
implan/susuk yaitu kontrasepsi hormonal dalam rahim (dimasukkan dalam IUD),
transdermal patch (seperti koyo), vaginal ring (kondom wanita), kontrasepsi
emergensi (pil KB darurat setelah berhubungan).
1 . PIL KB
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat
kontrasepsi hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui
mulut (diminum), berisi hormon estrogen dan atau progesteron. bertujuan untuk
mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel
telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan
secara benar dan konsisten
Cara pengguaan Pil Kb adalah Pil pertama diminum hari ke lima haid
berturut-turut setiap hari 1 pil. Jika lupa minum pil satu hari maka segera
minum dua tablet keesokan harinya, kecuali pemakai yakin tidak hamil.
A. Keuntungan
1. Mengurangi
rasa nyeri waktu haid
2. Mudah
menggunakannya
3. Tidak
mempengaruhi produksi ASI
4. Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi
apabila digunakan dengan benar dan tidak terputus.
5. Tidak
mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
6. Bisa
digunakan wanita segala usia.
7. Kesuburan
segera kembali setelah dihentikan.
B. Kerugian
1. Harus
diminum tiap hari
2. Dapat
mempengaruhi ASI pada pil kombinasi
3. Pada
tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
4. Pendarahan atau bercak darah, terutama
jika lupa atau telat minum pil
5. Bisa
merasakan sakit kepala ringan.
6. Berat
badan bisa naik.
7. Biasanya
haid akan terhenti.
8. Walau sangat jarang, Wanita yang
memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke atas dan merokok, berisiko
terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah dalam pembuluh.
2 . SUNTIK KB
Suntik KB adalah obat yang disuntikkan ke bokong ibu.
Suntik KB ada 2 macam yaitu : 3 bulan / 1 bulan. Dilansir dari dokter sehat,
alat kontrasepsi dengan cara ini banyak dipilih oleh Wanita di Indonesia
dikarenakan cara kerjanya yang efektif dan cara pemakaiannya yang praktis,
selain itu harganya juga lebih murah. Sebelum suntikan diberikan, terlebih
dahuluWanita diperiksa kondisi badannya untuk memastikan kesehatan Wanita itu
sendiri, dan memastikan kondisinya sedang dalam kondisi tidak hamil.
KB Suntik 3
Bulan, adalah jenis
Suntikan KB yang mengandung hormon Depo Medroxyprogesterone Acetate (hormon
progestin) dengan volume 150 mg. Alat kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan
atau 12 Minggu. Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama saat periode
menstruasi Anda, atau 6 minggu setelah persalinan. Jenis Suntikan KB ini ada
yang dikemas dalam cairan 1ml atau 3ml.
A. Komposisi
Suspensi Steril Depo Medroxy Progesteron
Acetat (DMPA) dalam air:
· Tiap vial
berisi 3 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)
· Tiap vial
berisi 1 ml suspensi (150 mg Medroxy Progesteron Acetat)
B. Waktu
pemberian dosis
Disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus lama
pada otot bokong musculus gluceus agak dalam
C. Efektivitas
Efektivitas
tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun asal penyuntikan
dilakukan secara teratur
D. Cara pemberian
·
Waktu pasca persalinan (PP) : Diberikan
pada hari ke 3-5 PP/sesudah ASI diproduksi/ibu sebelum pulang dari RS/6-8 minggu
pasca bersalin asal ibu tidak hamil/belum melakukan coitus.
·
Pasca Keguguran : Segera setelah kuretage/sewaktu ibu
hendak pulang dari RS, 30 hari pasca abortus asal ibu belum hamil lagi,
dalam masa interval diberikan pada hari 1-5 haid.
E.
Keuntungan
·
Resiko terhadap
kesehatan kecil.
·
Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri
·
Tidak di
perlukan pemeriksaan dalam
·
Jangka panjang
·
Efek samping
sangat kecil
·
Klien tidak
perlu menyimpan obat suntik
F. Kerugian
·
Gangguan haid.
Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit,
spotting, tidak haid sama sekali.
·
Tidak dapat
dihentikan sewaktu-waktu
·
Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering
·
Terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
·
Terjadi
perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
·
Pada penggunaan
jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
·
Pada penggunaan
jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
G. Yang tidak
boleh menggunakan KB
·
Merokok
lebih dari 15 batang per hari dan berumur diatas 35 tahun
·
Menderita
darah tinggi
·
Masih
menyusui bayi yang berusia kurang dari 6 bulan
·
Menderita
kanker payudara, penyakit jantung, stroke, migraine, dan penyakit
KB Suntik 1 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang
diberikan 1 bulan sekali. Dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik
3 bulan, yaitu setelah 7 hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah
melahirkan. Alat kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormon
estrogen).
A. Komposisi
Tiap ml suspensi dalam air mengandung:
·
Medroxy progesteron acetat 50 mg
·
Estradiol cypionate 10 mg
B.
Waktu Pemberian Dan Dosis
Disuntikkan
dalam dosis 50 mg noretindrom enantat dan 5 mg estradiol valerat yang
diberikan melalui IM sebulan sekali.
C.
Efektivitas
Sangat
efektif (0,1-0,4 kehamilan/1000 wanita) selama tahun pertama penggunaan
D.
Cara kerja
· Menekan ovulasi
· Membuat lendir serviks menjadi
kental sehingga penetrasi sperma terganggu
· Perubahan pada endometrium (atrofi)
sehingga implantasi terganggu
· Menghambat transportasi garnet oleh
tuba
E.
Kelebihan
· Menimbulkan perdarahan teratur
setiap bulan
· Kurang menimbulkan perdarahan-bercak
atau perdarahan ireguler lainnya
· Kurang menimbulkan amenorea
· Efek samping lebih cepat menghilang
setelah suntikan dihentikan
F.
Kekurangan
· Terjadi perubahan pada pola haid,
seperti tidak teratur, perdarahan/bercak atau perdarahan sela sampai 10 hari
· Mual,sakit kepala,nyeri pada
payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua
atau ketiga
· Ketergantungan klien terhadap
pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan
suntikan
· Efektifitasnya berkurang bila
digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsi atau obat tuberculosis
· Dapat terjadi efek samping yang
serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan
kemungkinan timbul tumor hati
· Tidak menjamin perlindungan terhadap
penularan infeksi menular seksual, hepartitis B, atau infeksi virus HIV
· Penambahan berat badan
· Kemungkinan terlambatnya pemulihan
kesuburan setelah penghentian pemakaian
G.
Yang diperbolehkan menggunakan KB suntik
· Usia produktif
· Telah memiliki anak ataupun belum
memiliki anak
· Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan
efektifitas yang tinggi
· Menyusui ASI pasca persalinan > 6
bulan
· Pascapersalinan dan tidak menyusui
· Anemia
· Nyeri haid hebat
· Haid teratur
· Riwayat kehamilan ektopik
· Sering lupa menggunakan pil
kontrasepsi
H.
Yang tidak diperbolehkan menggunakan KB suntik
· Merokok lebih dari 15 batang per
hari dan berumur diatas 35 tahun
· Menderita darah tinggi
· Masih menyusui bayi yang berusia
kurang dari 6 bulan
· Menderita kanker payudara, penyakit
jantung, stroke, migraine, dan penyakit jantung
3 . IMPLAN ATAU SUSUK
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonogestrel yang dibungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane)
dan di susukkan dibawah kulit bentuknya seperti kapsul batangan (korek api) .
Ada yang berjumlah 2 biji untuk 3 tahun dan 6 biji untuk 5 tahun.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun
(Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi
ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang
ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil
dalam setahun.
Cara kerja dalam pencegahan kehamilan.
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka
cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3
mekanisme dasar yaitu :
1. Menghambat
terjadinya ovulasi.
2. Menyebabkan
endometrium tidak siap untuk nidasi.
3. Mempertebal
lendir serviks.
4. Menipiskan
lapisan endometrium.
A.
Keuntungan
1. Aman
digunakan setelah melahirkan dan menyusui
2. Menguragi
nyeri haid
3. Pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
4. Bebas dari pengaruh estrogen.
5. Tidak
mengganggu ASI.
6. Klien
hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.
7. Perdarahan
lebih ringan.
8. Tidak
menaikkan tekanan darah.
9. Mengurangi/
memperbaiki anemia.
10. Melindungi
terjadinya kanker endometrium.
B.
Kerugian
1. Nyeri
kepala dan mual
2. Peningkatan
dan penurunan BB
3. Timbul
beberapa keluhan nyeri kepala,
4. peningkatan/
penurunan berat badan,
5. nyeri
payudara
6. mual,
pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
7. Membutuhkan tindak pembedahan minor
untuk insersi dan pencabutan.
8. Tidak memberikan efek protektif
terhadap infeksi menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.
9. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat
epilepsi.
10. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit
lebih tinggi (1,3 per 100.000 Wanita per tahun).
B . Kontrasepsi Non Hormonal
IUD(Intra Uterine Device) / AKDR(Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim)
Adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim, umumnya berbentuk T.
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke
dalam rongga rahim, dan harus diganti apabila sudah dipakai dalam masa
tertentu.
A.
Keuntungan
1.
Efektivitasnya tinggi ® 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan
dalam tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.
2.
Dapat efektif segera setelah pemasangan.
3.
Metode jangka panjang (10 th).
4.
Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).
5.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6.
Tidak ada efek samping hormonal.
7.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
8.
Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.
9.
Dapat digubakan sampai dengan menopause.
10. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
11. Membantu mencegah kehamilan ektopik.
B.
Kerugian
1. Terdapat bercak merah
2. Dapat terjadi infeksi
3. Terjadi perubahan siklus haid.
4. Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
5. Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
6. Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan
terlatih.
7. Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga Wanita yang memakai IUD
harus rutin periksa ke tenaga
kesehatan.
8. Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan.
9. Saat haid,
darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang darah
C.
Cara kerja
1.
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk
ke tuba falopii
2.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum
mencapai kavum uteri
3.
AKDR bekerja terutama mencegah sperma
dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008)
D.
Yang tidak
dibolehkan menggunakn IUD
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak
diketahui
3. Sedang menderita infeksi alat genital
(vaginitis, servisitis)
4. Tiga bulan terakhir sedang mengalami
atau sering menderita PRP atau abortus septik
5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal
atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
6. Penyakit trofoblas yang ganas
7. Diketahui menderita TBC pelvik
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
E.
Prosedur sebelum
pemasangan
1.
Lakukan prosedur asepsis secara ketat selama pemasangan .
2.
Lihatlah serviks dengan speculum dan bersihkan dengan
larutan antiseptic . Pegang bibir anterior dengan tenakulum . Menarik tenakulum
dengan hati-hati mengurangi sudut antara kanalis servikalis dan rongga uterus
dan memudahkan pemasangan sonda uterus. Tenakulum harus tetap terpasang sealama
memasang Nova T supaya serviks tetap tertarik.
3.
Masukkan sonda uterus melalui kanalis serviks ke dalam
rongga uterus sampai mencapai fundus. Setelah menentukan arah serta
panjang kanalis servikalis dan rongga uterus, siapkan Nova T untuk dipasang.
4.
Lakukan pemasangan sesuai langkah 1-6.
F.
Cara pemasangan
Langkah
1
·
Setelah uterus
diukur, buka separuh dari kemasan .
·
Pegang kedua
ujung benang dan tarik alat secara hati-hati kedalam tabung insersi sampai knop
di ujung lengan horizontal menutupi lubang tabung. Knop tidak perlu ditarik
ke dalam tabung. Benang bisa putus kalaau ditarik terlalu keras.
Langkah
2
·
Luruskan flens
berwarna kuning dengan satu tangan, tarik tabung insersi sampai ujung bawah
flens menunjukkan ukuran yang didapat dari sonda uterus.
·
Pegang benang
lurus di dalam tabung dengan satu tangan, masukkan plunger (alat penghisap) ke
dalam tabung insersi. Ini untuk memastikan bahwa benang tidak tertekan pada
alat oleh plunger.
·
Sebelum
dipasang, tabungg dapat ditekuk untuk disesuaikan dengan posisi uterus. Tetukan
harus dilakukan ketika alat masih berada dalam kemasan steril setelah
memasukkan plunger kedalam tabung insersi.
Langkah
3
·
Pastikan bahwa
flens menunjukkan arah lengan horizontal akan membuka di dalam uterus.
·
Keluarkan tabung
insersi yang telah terisi dari kemasan .
·
Masukkan tabung
insersi ke dalam uterus melalui kanalis servikalis sampai flens
menyentuh os servikal.
Langkah
4
·
Perhatikan
bagian plunger yang kasar. Pegang plunger dengan erat dan lepaskan lengan
horizontal dari alat dengan menarik tabung insersi ke bawah sampai ujungnya
menyentuh bagian yang kasar.
·
Jarak antara flens
dan os servikal sekarang sekitar 1,5 cm.
Langkah
5
Pegang tabung dan plunger secara
bersamaan, tekan alat secara hati- hati sampai flens menyentuh os
servikal lagi.
Langkah
6
·
Pegang plunger
dengan erat, keluarkan alat dari tabung insersi seluruhnya dengan menarik
tabung ke bawah sampai cincin dari plunger.
·
Supaya alat
tidak bergeser dari posisi fundus, pertama-tama lepaskan plunger sambil terus
menahan tabung insersi, kemudian keluakan tabung insersi.
·
Gunting benang
sampai tersisa 2-3 cm terlihat di luar serviks.
G.
Cara pelepasan
IUD
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta
mengenai keuntungan, efek samping dan cara menanggulangi efek samping.
2. Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media
dan kebidanan.
3. Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang
badan, mengukur tensimeter.
4. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
5. Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di
bed gynaecologi dengan posisi Lithomi.
6. Bersihkan vagina dengan Lysol
7. Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk
menentukan keadaan dan posisi uterus.
8. Pasang speculum sym.
9. Mencari benang IUD kemudian dilepas dengan
tampon tang
10.
Setelah IUD berhasil dilepas, alat-alat dibereskan
11. Pasien
dirapikan kembali
12.
Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami
setelah AKDR dilepas dan kapan harus control
13.
Menyerahkan nota pelayanan dan menerima pembayaran sesuai dengan nota
14.
Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan, register KB untuk
dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).
C. Kontrasepsi Mantap
1. Tubektomi / MOW
Tubektomi
adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi Keuntungan
a)
Tidak
mempengaruhi ASI
b) Tidak menggangu hubungan intim
c) Motivasi
hanya dilakukan satu kali saja,sehingga tidak diperlukan motivasi yang
berulang-ulang.
d) Efektivitas
hampir 100%
e) Tidak
mempengaruhi libido seksualitas
f) Kegagalan
dari pihak pasien tidak ada
A.
Kerugian
a)
Peluang
untuk mempunyai anak lagi sangat kecil
b)
Memerlukan
opersi minor
B.
Syarat melakukan
- Syarat sukarela
Calon peserta secara sukarela, tetap
memilih kontap setelah diberi konseling mengenai jenis-jenis kontrasepsi,efek
samping, keefektifan, serta setelah diberikan waktu untuk berpikir lagi.
- Syarat bahagia
Setelah syarat sukarela terpenuhi, maka
perlu dinilai pula syarat kebhagiaan keluarga. Yang meliputi terikat dalam
perkawinan yang syah dan harmonis, memiliki sekurang-kurangnya dua anak yang
hidup dan sehat baik fisik maupun mental, dan umur istri sekitar 25 tahun
(kematangan kepribadian).
- Syarat sehat
Setelah syarat bahagia terpenuhi, maka
syarat kesehatan perlu dilakuakan pemeriksaan.
·
Seminar
Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18-19 Desember 1972) mengambil
kesimpulan, sebaiknya tubektoi dilakuakn pada wanita yang memenuhi
syarat-syarat berikut:
a.
Umur termuda 25
tahun dengan 4 anak hidup
b.
Umur sekitar 30
tahun dengan 3 anak hdup
c.
Umur sekitar 35
tahun dengan 2 anak hidup
·
Pada konferensi
Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan (3-5 juni 1976)
dianjurkan paaa umur 25-40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut :
a.
Umur antara
25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih
b.
Umur antar 0-35
tahun dengan 2 anak atau lebih
c.
Umur antara
35-40 ny dengan 1 anak atau lebih
d.
Umur suami
hendakny sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anak telah
melebihi jumlah yang diinginkan pasangan suami istri
C.
Macam-macam tubektomi
1. Penyinaran
Merupakn tindakan penutupan yang
dilakuakn pada kedua tuba fallopi wanita yang mengakibatkan yang bersangkutan
tidak hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.
Keuntungan penyinaran adalah kerusakan
tuba fallopi terbatas, mordilitas rendah, dapt dikerjakan dengan laparoskopi,
histerekopi
Kerugiannya adalah memerlukan alat-alat
yang mahal,memerlukan latihan khusus, belum ditentukan standarliai prosedur
ini, potensi reversible belum diketahui.
2. Opertif
Dapat dilakukan dengan cara :
a. Abdominal
1) Laparotomi
Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus
guna tubektomi. Disini penutupan tuba dijalankan sebagai tindakan tambahan
apabila wanita yyang bersangkutan perlu dibedah untuk keperluan lain. Misalnya,
pada wanita yang perlu dilakukan seksio sesarea, kdang-kadang tuba kanan dan
tuba kiri ditutup apabila tidak diingikan kehamilan lagi.
2) Laparotomi postpartum
Laparoromi ini dilakukan satu hari
postpartum. Keuntungannya ialah bahwa waktu perawatan nifas sekaligus dapat
digunakan untuk perawatan pascaoperasi, dan oleh karena uterus masih besar,
cukup dilakukan syatan kecil dekat fundus uteri untuk mencapai tuba kanan dan
kiri. Syatan dilakukan dengan sayatan semi lunar (bualn sabit) di garis tengah
distal dari pusat dengan panjang kurang-lebih 3 cm dan penutupan tuba biasanya
diselenggarakn dengan cara Pomeroy.
3) Minilaparotomi
Laparotomi mini dilakukan dalam masa
interval. Sayatan dibuat digaris tengah diataas simfisis sepanjang 3 cm sampai
menembus peritoneum. Umtuk mencapai tuba dimasukkan alat kusus (elevator
uterus) kedalam kavum uteri. Dengan bantuan alat ini uterus bilamana dalam
retrofleksi dijadikan letak antefleksi dahulu dan kemudian didorong kea rah
lubang sayatan. Kemudian, dilakukan penutupan tuba dengan salah satu cara.
4) Laparoskopi
Mula-mula dipasang cunam serviks pada
bibir depan porsio uteri, dengan maksud supaya dapat meggerakkan uterus jika
hal tersebut diperlukan saat laparoskopi. Sayatan sibuat dibawah pusat
sepanjang lebih dari 1cm. kemudian ditempat luka tersebut dilakukan pungsi
sepanjang ronnga peritoneum dengan jarum khusus (jarum veres) dan melalui jarum
itu dibuat pneumoperitoneum dengan memasukkan CO2 sebanyak 1-3 liter dengan
kecepatan kira-kira 1 liter permenit. Setelah jarum veres dikeluarkan, troika
dimasukkan dalam ronnga peritoneum bersama laparoskop, tuba dijepit dan
dilakukan penutupan dengan kauterisasi.
b. Vaginal
1) Kolpotomi
Yang sering dipakai adalah kolpotomi
posterior. Insisi dilakukan didinding vagina transversal 3-5 cm, cavum douglas
yang terletak antara dinding depan rectum dan dinging belakang uterus dibuka
melalui vagia untuk sampai di tuba.
2) Kuldoskopi
Rongga pelvis dapat dilihat melalui
alat kuldoskop yang dimasukkan kedalam cavum douglas. Adanya laparoskopi
trans-abdominal, maka kuldoskopi kurang mendapat perhatian/minat dan sekarang
sudang jarang dikerjakan. Dalam posisi lutu dada kedua paha tegak lurus dan
kedua lutut terbuka, suatu retractor perineal dimasukkan kedalam vagina. Bila
fornik posterior terlihat seperti bagian kubah yang kecil, maka cavum douglas
bebas dari perlekatan, lalu dilakukan oklusi tuba.
c. Tanscervikal
1) Histeroskopi
Prinsipnya seperti laparoskopi, hanya
pada histeroskopi tidak dipaki trokar, tetapu suatu vakum cervical adaptor
untuk mencegah keluarnya gas saat dikatasi serviks/kavum uteri.
2) Tanpa melihat langsung
Pada cara ini operator tidak melihat
langsung ke cavum uteri untuk melokalisir orificium tubae.
3. Penyumbatan tuba secara mekanis
Tubal clip penyumbatan tuba mekanis
dioasang pada isthmus tuba fallopi,2-3cm dari uterus,melalui
laparotomi,lapaoskopi,kolpotomi dan kuldoskopi. Tuba clips menyebabkan
kerusakan lbih sedikit pada tuba fallopi dibandingkan cara okulasi tuba fallopi
lainnya.
Tubal ring dapat dipakai pada
mini-laparotomi,laparoskopi, dan cara trans-vaginal, dan dipasang pada ampula
2-3 cm dari uterus.
4. Penyumbatan tuba kimiawi
Zat-zat kkimia dalam air,pasta,padat
dimasukkan kedalm melalui servks kedalam uteri-tubal junction, dapat dengan
visualisasi langsung ataupun tudak. Cara kerjanya adalh zat kimia akan menjadi
tissue padat sehingga tebentuk sumbatan dalam tuba fallopi (Tissue
Adhesive),zat kimia akan merusak tuba fallopi dan menimbulkan fibrosis
(Sclerosing agent).
D.
Indikasi
·
Wanita pada usia
>26 tahun
·
Wanita dengan paritas
>2
·
Wanita yang yakin
telah mempunyai keluarga besar yang dikehendaki
·
Wanita yang pada
kehamilannya akan menimbulaknresiko kesehatan yang serius
·
Wanita
pascapersalinan
·
Wanita pasca
keguguran
·
Wanita yang paham dan
secara sukarela setuju dangn prosedur ini
2. Vasektomi / MOP
Vasektomi
adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi
A. Keuntungan
Keuntungan
memakai vasektomi menurut Hartanto (2004 : 308) antara lain :
(1) Efektif
(2) Aman, morbiditas
rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
(3) Sederhana.
(4) Cepat, hanya
memerlukan waktu 5-10 menit.
(5) Menyenangkan bagi
akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
(6) Biaya rendah.
(7) Secara kultural,
sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani
oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.
(8) Metode permanen
(9) Efektivitas tinggi
(10) Menghilangkan
kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. (Endri,
2012)
B. Kerugian
Menurut Hartanto (2004; h. 308)
kerugian yang ditimbulkan dari kontrasepsi vasektomi adalah :
(1) Diperlukan
suatu tindakan operatif.
(2) Kadang-kadang
menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
(3) Kontap pria
belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di
dalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
(4) Problem
psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah parah
setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria. (Endri, 2012)
C. Jenis-jenis
vasektomi
Menurut Saifuddin (2006 : 85) macam-
macam vasektomi ada 2 yaitu :
(1) Vasektomi dengan pisau
(2) Vasektomi Tanpa Pisau (VTP) (Endri, 2012)
D. Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.
Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000; angka kegagalan lanjutnya
adalah antara 1 dalam 3000 dan 1 dalam 7000 (Everett,2008)
Menurut
Hartanto (2004
: 313) angka kegagalan 0-2,2%, umumnya kurang dari 1%. Kegagalan vasektomi
umumnya disebabkan oleh : senggama yang tidak terlindung sebelum semen/ejakulat
bebas sama sekali dari spermatozoa, rekanalisasi spontan dari vas deferens,
umumnya terjadi setelah pembentukan granuloma spermatozoa; pemotongan dan
oklusi struktur jaringan lain selama operasi. (Endri, 2012)
E. Efek
samping
Efek samping
yang ditimbulkan kontrasepsi vasektomi menurut Everett (2008: 71) adalah :
(1)
Infeksi
(2)
Hematoma
(3)
Granula sperma (Endri, 2012)
2.3 Rehabilitasi
2.3.1
Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi
adalah proses perbaikan yang ditujukan pada penderita cacat agar mereka cakap
berbuat untuk memiliki seopyimal mungkin kegunaan jasmani, rohani, sosial,
pekerjaan dan ekonomi. Rehabilitasi didefinisikan sebagai “satu program
holistik dan terpadu atas intervensi-intervensi medis, fisik, psikososial, dan
vokasional yang memberdayakan seorang (individu penyandang cacat) untuk meraih
pencapaian pribadi kebermaknaan sosial, dan interaksi efektif yang fungsional
dengan dunia.( Banja, 1990:615 )
Menurut Soewito dalam (Sri Widati, 1984:5) menyatakan
bahwa : Rehabilitasi penderita cacat merupakan segala daya upaya, baik dalam bidang
kesehatan, sosial, kejiwaan, pendidikan, ekonomi, maupun bidang lain yang
dikoordinir menjadi continous process ,dan yang bertujuan untuk memulihkan
tenaga penderita cacat baik jasmaniah maupun rohaniah, untuk menduduki kembali
tempat di masyarakat sebagai anggota penuh yang swasembada, produktif yang
berguna bagi masyarakat dan negara.
Sifat kegiatan yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi
adalah berupa bantuan, dengan pengertian setiap usaha rehabilitasi harus selalu
berorientasi kepada pemberian kesempatan kepada peserta didik yang dibantu
untuk mencoba melakukan dan memecahkan sendiri masalah-masalah yang
disandangnya.
Arah tujuan rehabilitasi adalah refungsionalisasi dan pengembangan.
Refungsionalisasi dimaksudkan bahwa rehabilitasi lebih diarahkan pada
pengembalian fungsi dari peserta didik, sedangkan pengembangan diarahkan untuk
menggali atau menemukan dan memanfaatkan kemampuan siswa yang masih ada serta
potensi yang dimiliki untuk memenuhi fungsi diri dan fungsi sosial dimana ia
berada.
2.3.2
Fungsi rehabilitasi
pada umumnya
Fungsi
pencegahan ,melalui program dan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi peserta didik
dapat menghindari hal-hal yang dapat menambah kecacatan yang lebih berat/lebih
parah. Misalnya melalui terapi ,penyebaran kecacatan dapat dicegah dan
dibatasi.
Fungsi
penyembuhan/pemulihan, melalui kegiatan rehabilitasi peserta didik dapat sembuh
dari sakit, organ tubuh yang semula tidak kuat menjadi kuat, yang tadinya tidak
berfungsi menjadi berfungsi, dsb.Dengan demikian fungsi penyembuhan dapat
berarti pemulihan atau pengembalian atau penyegaran kembali.
Fungsi
pemeliharaan/penjagaan, bagi peserta didik yang pernah memperoleh layanan
rehabilitasi tertentu diharapkan kondisi medik, sosial, dan keterampilan organ
gerak/keterampilan vokasional tertentu yang sudah dimiliki dapat tetap
terpelihara/tetap terjadi melalui kegiatan-kegiatan rehabilitasi yang
dilakukan.
2.3.3
Ditinjau dari
bidang pelayanan fungsi Rehabilitasi
Fungsi medik,
kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi medik memiliki
fungsi untuk mencegah penyakit, menyembukan dan meningkatkan serta memelihara
status kesehatan individu/peserta didik.
Fungsi sosial,
peserta didik yang cacat pada umumnya memiliki masalah sosial, baik yang
bersifat primer (misalnya : rendah diri, isolasi diri, dsb). Melalui upaya
rehabilitasi dapat berfungsi memupuk kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan
lingkungannya.
Fungsi
keterampilan, melalui kegiatan rehabilitasi peserta didik akan memiliki
dasar-dasar keterampilan kerja yang akan menjadi fondasi dalam memilih dan
menekuni keterampilan profesional tertentu di masa depan.
2.4 Usaha-usaha farmasi
Usaha – usaha peningkatan
kesehatan peda bidang farmasi yakni pengawasan obat – obatan, baik itu obat –
obatan palsu yang beredar dalam masyarakat juga obat yang telah jatuh tempo.
Industri
farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk
melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Adapun obat didefinisikan
sebagai bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia.
Sedangkan
bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang
digunakan dalam pengolahan obat dengan standard mutu sebagai bahan baku
farmasi.Industri farmasi memiliki fungsi pembuatan obat dan atau bahan obat,
pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan.
2.5 Laboraturium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen,
pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya
laboratorium fisika,
laboratorium kimia,
laboratorium biokimia, laboratorium komputer,
dan laboratorium bahasa.
Usaha di bidang laboratorium erat sekali hubungannya
dengan pengawasan terhadap penyakit – penyakit akut epidemis dan kronis endemis
juga dengan usaha pemeriksaan pengobatan dan perawatan orang sakit.
Contoh usaha – usaha
peningkatan kesehatan pada laboratorium, yaitu:
o Pemeriksaan kimia klinis,
faeces, darah, urine
o Pemeriksaanserologis,
bakteriologis, virologis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pemeriksaan
Merupakan salah satu cara dan tips pencegahan penyakit yang bisa dilakukan oleh
kita semua. Termasuk didalamnya check up kesehatan. Sedangkan pengobatan Pengobatan
adalah ilmu dan seni penyembuhan. Bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek
, perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan
dan memulihkan kesehatan. Perawatan Kesehatan Masyarakat adalah usaha perawatan
yang dijalankan dalam masyarakat yang
dilakukan dalam waktu sakit maupun sehat, guna meningkatkan derajat kesehatan,
memperbaiki hygiene lingkungan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi.
2. Keluarga Berencana
( KB ) adalahsuatu program yang dicanangkanpemerintah dalam upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan ( PUP ), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. KB
dibagi menjadi yaitu metode sederhana dan metode modern . pada metode modern
dibagi menjadi menjadi kontrasepsi hormonal, kontrasepsi non-hormonal dan
kontrasepsi mantap.
3. Rehabilitasi
adalah proses perbaikan yang ditujukan pada penderita cacat agar mereka cakap
berbuat untuk memiliki seopyimal mungkin kegunaan jasmani, rohani, sosial,
pekerjaan dan ekonomi. Rehabilitasi mempunyai beberapa fungsi yakni ,
·
Fungsi
pencegahan : melalui
terapi ,penyebaran kecacatan dapat dicegah dan dibatasi.
·
Fungsi
penyembuhan/pemulihan : pemulihan atau pengembalian atau penyegaran kembali.
·
fungsi pemeliharaan/penjagaan : memeilihara medik, sosial, dan keterampilan organ gerak/keterampilan
vokasional tertentu yang sudah dimiliki.
4. Usaha farmasi adalah Usaha – usaha
peningkatan kesehatan peda bidang farmasi yakni pengawasan obat – obatan, baik
itu obat – obatan palsu yang beredar dalam masyarakat juga obat yang telah
jatuh tempo.
5. Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen,
pengukuran
ataupun pelatihan ilmiah dilakukan.Laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
3.2
Saran
1. Sebaiknya
masyarakat memanfaatkan fasilitas yang ada di puskesmas dengan melakukan pemeriksaan,perawatan
dan pengobatan disana.
2. Sebaiknya
pasangan usia subur mengikuti program KB agar tercipta keluarga bahagia. Selain
itu dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat untuk mereka
3. Demikianlah
yang bisa kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasanmakalah ini,
tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan
rujukan atau refrensi yang kami peroleh.sehubungan dengan makalah ini penulis
banyak berharap kepada pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.
Daftar Pustaka
Endri. 2012 . kontrasepsi mantap . (Online), (http://bidanendri.blogspot.com/),
diakses pada 1 September 2014
Hasan, Supsono.
2001. Buku Kuliah Kesehatan Anak.
Jakarta: Infomedika
Masyoor, Arif. Dkk. 2001.Kapita
selekta kedokteran Edisi 3 jilid 2 Ausqulopies. Jakarta: FKUI
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I.
Jakarta: EGC
Prawiroharjo,
Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SP
Sarifudin, Abdul Bad. 2001 .Pelayanan
Kesehatan maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Syafrudin.
2009. Kebidanan Komunitas.
Jakarta:EGC
No comments:
Post a Comment