Saturday, January 28, 2017

KOMPOSISI DAN PENYEBARAN PENDUDUK

KOMPOSISI DAN PENYEBARAN PENDUDUK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Ilmu Kependudukan
Yang dibina oleh Ibu Septa Katmawanti, S.Gz., M.Kes.


oleh:
Agustina Maulida                   (140612601667)
Medha Estu Fitria                   (140612604786)
M.Ainur Rohman                      (140612604786)
Ninik Eka Trissiana                 (140612601216)






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Agustus 2014


KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ komposisi dan penyebaran penduduk ”. Penulisan makalah ini adalah merupakan salah satu tugas.
Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
1.      Ibu Septa Katmawanti, S.Gz., M.Kes, selaku dosen Ilma Kependudukan
2.      Rekan-rekan semua di kelas IKM off B 2014
3.      Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan motivasi dan bantuan serta
         pengertian yang besar dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Akhir kata, kritik dan saran perbaikan penulis harapkan untuk penyempurnaan di masa mendatang



Penulis








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...   i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….   ii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….iii
BAB I    PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
Rumusan masalah........................................................................................... 2
Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II  ISI
Definisi komposisi penduduk........................................................................ 4
Ruang lingkup komposisi penduduk................................................................
Definisi  penyebaran penduduk .................................................................... 4
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk…………………5
               Persebaran penduduk di Indonesia............................................................. 6
BAB III PENUTUP
                 Kesimpulan dan saran.................................................................................. 7
                 Daftar pustaka............................................................................................ 7
                 Lampiran ..................................................................................................... 8 







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu Kependudukan sudah sering didengar oleh masyarakat luas,  mereka tidak mengetahui secara pasti mengenai hakekat dari Ilmu Kependudukan itu sendiri.  Bagi orang awam , ilmu kependudukan hanya mencakup kepadatan penduduk saja. Ada pula yang  mengartikan bahwa ilmu kependudukan adalah sebuah ilmu yang hanya menjelaskan interaksi antar penduduk. Padahal ilmu kependudukan mencakup keseluruhan seperti  struktur, dan masalah-masalah yang ada di masyarakat.
            Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Itu dapat dilihat dari sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam  pengetahuan tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi penduduk.
            Dibanding dengan negara-negara berkembang lainnya, Indonesia menempati kedudukan ketiga setelah Cina dan India dalam jumlah penduduk. Indonesia merupakan negara yang sedag membangun dengan  mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius diseratai dengan jumlahn penduduk yang sangat besar dan pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi serta persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya modal, tetapi merupakan beban dalam pembangunan.
           
.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari komposisi penduduk?
2.      Bagaimanakah ruang lingkup dari komposisi penduduk?
3.      Apakah definisi dari penyebaran penduduk?
4.      Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk?
5.      Apa sajakah dampak yang mempengaruhi penyebaran penduduk?
6.      Bagaimana persebaran penduduk di Indonesia?


C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui definisi dari komposisi penduduk
2.      Untuk mengetahui ruang lingkup dari komposisi penduduk
3.      Untuk mengetahui definisi dari penyebaran penduduk
4.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk
5.      Untuk mengetahui dampak yang mempengaruhi penyebaran penduduk
6.      Mempelajari mengenai persebaran penduduk di Indonesia
















  
BAB II
ISI

1.      Definisi Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan kriteria tertentu.Misalnya : penduduk desa dapat digolongkan berdasarkan tingkat ekonomi, tingkat pendidikan, jenis kelamin dsb. Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan yang terpenting. Komposisi menurut umur dan jenis kelamin ini sangat penting bagi pemerintah sebuah negara untuk menentukan kebijakan kependudukan mereka untuk beberapa tahun ke depan. Komposisi penduduk dan jenis kelamin bagi suatu masyarakat penting baik dalam kerangka biologis, ekonomi, maupun sosial. Misalnya penting dalam dalam kaitannya dengan angka – angka kelahiran, kematian, rasio beban tanggungan, dan jumlah penduduk usia sekolah.

2.      Macam-macam komposisi penduduk
Bermacam-macam komposisi penduduk dapat dibuat berdasarkan:
1. umur
2. jenis kelamin
3. status perkawinan
4. tingkat pendidikan
5. pekerjaan
6. bahasa
7. agama
8. pendapatan
9. etnis
10. tempat tinggal
11. kewarganegaraan

A .       Berdasarkan aspek biologis
Misalnya : penduduk di suatu desa digolongkan berdasarkan umur dan
jenis kelamin. Komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
          – Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif.
          – Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia dewasa/usia kerja/usia produktif.
          – Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/usia tak produktif/usia jompo
Sesuai dengan pengelompokkan umur di atas, maka struktur (susunan) penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:
          – Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah sebagian    
             besar  penduduk usia muda.
          – Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara sebagian besar
             penduduk berusia dewasa.
          – Struktur penduduk tua : bila suatu negara sebagian besar terdiri
             penduduk berusia tua.

B.        Berdasarkan aspek sosial
             Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan tingkat pendidikan dan status perkawinan. Komposisi penduduk menurut pendidikan Berdasarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan penduduk dapat dikelompokkan dalam tingkat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.Pengelompokkan ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk.

C.        Berdasarkan aspek ekonomis
             Misalnya : penduduk digolongkan berdasarkan jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. Komposisi penduduk menurut pekerjaan
Penduduk dapat dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan oleh tiap tiap orang. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara lain pegawai negeri sipil, TNI, POLRI, buruh, pedagang, petani, pengusaha dan sopir.

D.        Berdasarkan aspek geografis
              Misalnya : penduduk di golongkan berdasarkan lokasi tempat tinggal.
Komposisi penduduk menurut tempat tinggal. Tempat tinggal yang sering digunakan dalam komposisi ini adalah tempat tinggal penduduk di desa dan di kota. Ciri khas negara agraris seperti Indonesia adalah sebagian besar penduduk tinggal di desa.

a. Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk yang sering digunakan untuk analisis perencanaan pembangunan adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.yang merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Kantor Menteri Negara Kependudukan/ Kepada BKKBN dalam mempersiapkan alat-alat kontrasepsi membutuhkan data pasangan usia subur. Kantor Menteri Tenaga Kerja dalam usaha pengadaan pasaran kerja membutuhkan data jumlah angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan. Kantor Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membutuhkan data penduduk usia sekolah dalam merencanakan wajib belajar. Biasanya jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dijadikan satu tabel. Umur biasanya dikelompokkan dengan jenjang
lima tahunan
, misalnya kelompok umur
0-4, 5-9, 10-
14, …, 60
-64, 65+
atau bisa juga
satu tahunan
 misalnya kelompok umur
0,1,2,…dst
. Penduduk yang termasuk kelompok umur 5-9 tahun misalnya adalah semua penduduk yang telah merayakan ulang tahunnya kelima, tetapi belum merayakan ulang tahunnya yang kesepuluh. Struktur umur penduduk antara negara satu dengan yang lain tidak sama. Begitu pula keadaannya bila dibandingkan antara struktur umur penduduk negara-negara maju, antara daerah pedesaan dan perkotaan
Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu
kelahiran, kematian, dan migrasi
. Ketiga variabel ini sering saling berpengaruh satu dengan yang lain. Kalau salah satu variabel berubah, kedua variabel yang lain juga berubah. Faktor sosial ekonomi di suatu negara akan mempengaruhi struktur umur penduduk melalui ketiga variabel demografi di atas. Suatu negara dikatakan
berstruktur umur muda
, apabila kelompok penduduk yang berumur
di bawah lima belas tahun
 jumlahnya besar
(lebih dari 40%),
 sedang besarnya kelompok penduduk
usia 65 tahun ke atas kurang dari 10 %.
 Umumnya negara yang sedang berkembang seperti Burma, India, dan Indonesia, struktur penduduknya muda. Sebaliknya suatu negara dikatakan berstruktur umur tua apabila kelompok penduduk yang berumur
15 tahun ke bawah
 jumlahnya kecil (
kurang dari 40%
dari seluruh penduduk) dan persentase penduduk di
atas 65 tahun sekitar 10 %.
 Negara-negara maju seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat mempunyai struktur penduduk umur tua. Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa betapa pentingnya pengetahuan tentang komposisi penduduk menurut kelompok umur di suatu negara atau wilayah. Perbedaan struktur umur akan menimbulkan pula perbedaan dalam aspek sosial ekonomi seperti masalah angkatan kerja, pertumbuhan penduduk, dan masalah pendidikan

a. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan, tercermin pada : 1) Kepandaian membaca dan menulis (Literacy)
Penduduk dikatakan dapat membaca dan menulis jika mereka dapat membaca dan menulis surat/ kalimat sederhana; membaca dan menulis huruf Braile; orang cacat yang pernah bisa membaca dan menulis. Sedangkan mereka tergolong Buta Huruf jika mereka tak bisa membaca dan menulis atau bisa membaca tetapi tidak bisa menulis.
Angka Buta Huruf
(Illiteracy Rate 
)
 Angka yang menunjukkan banyaknya penduduk usia 10 tahun ke atas yang buta huruf perseribu penduduk berumur 10 tahun ke atas

b. Komposisi Penduduk menurut Status Perkawinan
Berdasarkan status perkawinannya, penduduk berumur 10 tahun ke atas dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Belum kawin 2. Kawin 3. Cerai 4. Duda atau Janda

1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Ciri
 –
ciri Ekonomi
Ciri-ciri yang meliputi lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, status pekerjaan, dan sebagainy. Sebagai contoh berdasarkan jenis kegiatannya, penduduk Indonesia berumur 10 tahun ke atas pada tahun1971

2. Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan tempat tinggalnya
Misalnya dari data Sensus 1971 diketahui sebagai berikut : a. Penduduk yang tinggal di daerah kota 17,4 % b. Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan 72,6 %



Definisi penyebaran penduduk
Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara.
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:
1.      Persebaran penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
2.      Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan
Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau di kecamatan B.

faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk
 Faktor Penyebab Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatuwilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-ratap penduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
1.      Faktor Fisiografis
2.      Faktor Biologis
3.      Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Kegunaan mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah adalah :
a.       Untuk mengetahui persebaran penduduk suatau wilayah
b.      Untuk mengetahui telah terjadi peledakan penduduk disuatu wilayah atau belum yang bersifat menonitor.
c.       Untuk mengetahui penyebab perbedaan kepadatan penduduk dengan daerah lain disekitarnya.
d.      Untuk mengetahui pusat-pusat kebudayaan, dimana budaya timbul pada penduduk yang padat dan penduduk makin padat budaya makin tinggi .
Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi eksploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:
·         terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang
·         terjadi kekeringan
·         tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi
Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggidibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawadapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau dapat berakibat pada terjadinya tekanan-tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah tersebut dalam mendukung kehidupan.
Faktor penyebab persebaran penduduk yang tidak merata antara lain:
1)      Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2)      Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
3)      Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar
4)      Sumber air
5)      Perhubungan atau transportasi

  Dampak Persebaran peduduk yang tidak merata
Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas.  Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:

1.         Munculnya permukiman liar
2.         Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
2.         Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
3.         Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.


Persebaran Penduduk di Indonesia
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan luas tertentu. Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini :
1.      Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
2.      Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.
3.      Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total (baik yang bermata pencaharian sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.
Kepadatan penduduk di tiap-tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu saja menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan.
Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di tiap-tiap daerah.
Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:
a.       Sebagai pusat pemerintahan.
b.      Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
c.       Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.
d.       Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
e.       Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Persebaran penduduk secara umum adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara. Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua yaitu Persebaran penduduk berdasarkan geografis dan Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan.
Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata perlu dilaksanakan pemerataan pembangunan, penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya dan daerah pedesaan, pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan lingkungan alamnya, menggalakkan program transmigrasi dan program Keluarga Berencana.

B.     Saran
       Oleh karena dampak yang dirasakan cukup besar maka perlu ada upaya untuk meratakan penyebaran penduduk di tiap-tiap daerah. Upaya-upaya tersebut antara lain:
1.      Pemerataan pembangunan, seperti perumahan gedung-gedung yang
                    diperuntukan untuk umum, dan tempat-tempat rekreasi.
2.      Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya
         dan daerah pedesaan, agar penduduk asli daerah tersebut tidak berpindah  
         ke kota untuk mencari pekerjaan.
3.      Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan  
         lingkungan alamnya dengan tujuan agar masyarakat dapat menjaga alam
         tempat tinggalnya, sehingga mengurangi resiko bencana alam.
4.      Menggalakkan program transmigrasi oleh pemerintah, namun juga harus
         tetap mempertimbangkan kemamkmuran dari masyarakat yg diikutkan
                     program tersebut, dan memperbaiki daerah tujuan transmigrasi agar
                     layak di tempati.
5.      Menggalakkan program Keluarga Berencana dalam rangka mencapai
         Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Program KB
         juga mengarah pada catur warga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
         ibu, dan dua orang anak. Ternyata program KB di Indonesia berhasil
         sangat baik dan bahkan dijadikan contoh oleh banyak negara untuk
         mengatasi masalah kependudukan.



















DAFTAR PUSTAKA


No comments:

Post a Comment