Wednesday, January 25, 2017

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN TRADISI KEAGAMAAN DAN KEBUDAYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN KESEHATAN

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN
TRADISI KEAGAMAAN DAN KEBUDAYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN KESEHATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat  yang dibimbing oleh Ibu Nurnaningsih Herya, S.KM., M.Kes



Disusun Oleh:
 Dewi Giusti Destianashari                              140612606277
 Gevin Islam Elantra                                        140612602665
Nisyah Imani Qomar                                       140612603814
                       


Fakultas Ilmu Keolahragaan
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
November 2014


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, segalapuji hanyalah untuk Allah Tuhan sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami para penulis dapat menyelesaikan  makalah dengan judul “Tradisi Keagamaan dan Kepercayaan yang berhubungan dengan Peningkatan Kesehatan”.
Dalam penyusunan tugas ini, kami para penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan segenap keluarga besar kami para penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun kami para penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami para penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami para penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wassalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.
 Malang, November 2014

Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................  i
KATA PENGANTAR .............................................................................................  ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................  iii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang .....................................................................................  1
1.2     Rumusan Masalah ................................................................................  2
1.3     Tujuan Pembahasan ..............................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN
2.1     Tradisi Keagamaan................................................................................ 3
2.1.1 Pengertian Tradisi Keagamaan..................................................... 3
2.1.2 Macam-macam Tradisi Keagamaan............................................. 4
2.1.3 Persepsi berbagai Agama tentang Kesehatan............................... 11
2.2     Pengertian Tradisi Kebudayaan............................................................ 12
2.2.1 Pengertian Tradisi Kebudayaan................................................... 12
2.2.2 Macam-macam Tradisi Kebudayaan............................................ 13
2.2.3 Tradisi Kebudayaan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan 15
BAB III PENUTUP
3.1     Kesimpulan ..........................................................................................  17
3.2     Kritik dan Saran ...................................................................................  17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 18



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Tradisi merupakan gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilaksanakan secara turun-temurun dari nenek moyang. Tradisi dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan mengulang sesuatu sehingga menjadi kebiasaan.Budaya atau  kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia  (Koentjaraningrat, 1982:9). Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata  Latin  colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture  juga kadang diterjemahkan sebagai  "kultur" dalam bahasa Indonesia. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem, dimana sistem itu terbentuk dari perilaku, baik itu perilaku badan maupun pikiran. Dan hal ini berkaitan erat dengan adanya gerak dari masyarakat, di mana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang sangat kaya dengan beraneka ragam budaya yang menjadi bagian dari suku bangsa atau subsuku bangsa tersebut. Kemajemukan kebudayaan tersebut tentunya akan melahirkan orientasi yang majemuk pula, karena salah satu fungsi kebudayaan bagi masyarakat adalah sebagai sumber nilai yang menjadi objek orientasi.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Tradisi Keagamaan?
2.      Apa tradisi keagamaan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan?
3.      Bagaimana persepsi berbagai agama tentang kesehatan?
4.      Apa pengertian Tradisi Kebudayaan?
5.      Apa saja macam-macam Tradisi Kebudayaan?
6.      Apa tradisi kebudayaan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan?

1.3   Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian Tradisi Keagamaan
2.      Untuk mengetahui tradisi keagamaan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan
3.      Untuk mengetahui persepsi berbagai agama tentang kesehatan
4.      Untuk mengetahui pengertian Tradisi Kebudayaan
5.      Untuk mengetahui macam-macam Tradisi Kebudayaan
6.      Untuk mengetahui tradisi kebudayaan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tradisi Keagamaan
2.1.1 Pengertian Tradisi Keagamaan
Tradisi menurut KBBI adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dl masyarakat; penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yg paling baik dan benar. Tradisi yang bahasa Inggrisnya tradition berasal dari kata latin traditio yakni dari tradire yaitu menyerahkan, menurunkan atau mengingkari. Tradisi juga berarti intelek (bukan intelegensi), sedangkan dalam ilmu, tradisi berarti kontunuitas pengetahuan dan motode-metode penelitian. Menurut Pranowo ( 2002 : 8) yang dikutip oleh Nur Syam tradisi adalah suatu yang diwariskan atau ditranmisikan dari masa lalu ke masa kini. Sedangkan menurut Anton Rustanto tradisi adalah suatu perilaku yang lazim orang lakukan dalam sebuah tatanan masyarakat tertentu secara turun menurun. Hal ini dilakukan semata-mata karena sifat dari tradisi adalah kontinuitas, dilakukan terus menerus sesuai dengan apa yang dilakukan oleh para pendahulu mereka.
Sedangkan pengertian agama menurut KBBI adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.Sedangkan menurut Bahrun Rangkuti, seorang muslim cendekiawan sekaligus seorang linguis, mengatakan bahwa definisi dan pengertian agama berasal dari bahasa Sansekerta; a-ga-ma. A (panjang) artinya adalah cara, jalan, The Way, dan gama adalah bahasa Indo Germania; bahasa Inggris Togo artinya jalan, cara-cara berjalan, cara-cara sampai kepada keridhaan kepada Tuhan.
          Dapat disimpulkan bahwa tradisi keagamaan adalah kebiasaan turun-menurun yang masih dilakukan oleh masyarakat yang mengatur hubungan manusia kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
2.1.2 Macam-macam Tradisi Keagamaan yang Berhubungan dengan Peningkatan Kesehatan
1. Puasa
Puasa adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, atau keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu tertentu (KBBI). Puasa, sering dilakukan dalam rangka menunaikan ibadah, juga dilakukan di luar kewajiban ibadah untuk meningkatkan kualitas hidup spiritual seseorang yang melakukannya Beberapa agama yang melakukan puasa adalah Islam, Buddha, Katolik, dan Hindu. Manfaat puasa sangat banyak untuk kesehatan tubuh. Hal ini karena puasa dikaitkan dengan proses detoksifikasi atau pengeluaran zat racun dari dalam tubuh. Menurut Raka Djati (2014) terdapat 12 manfaat puasa bagi kesehatan tubuh.
a.          Meningkatkan kemampuan otak
Puasa dapat meningkatkan neurotropik yang diturunkan dari otak, yang membantu tubuh untuk memproduksi lebih banyak sel-sel otak, dan pada akhirnya dapat meningkatkan fungsi otak. Penurunan jumlah hormon kortisol pada saat berpuasa yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal dapat membuat seseorang menurunkan tingkat stres.
b.         Membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah
Sakit jantung merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan. Berpuasa memiliki dampak yang baik untuk kesehatan jantung, ketika berpuasa, tubuh melakukan peningkatan HDL dan penurunan LDL yang bagik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
c.          Menurunkan kadar kolesterol
Penurunan berat badan pada saat berpuasa merupakan salah satu manfaat puasa. Sebuah penelitian di Uni Emirat Arab menyimpulkan bahwa orang yang berpuasa terjadi pengurangan kadar kolesterol dalam darah. Kadar kolesterol rendah meningkatkan kesehatan jantung, sehingga dapat mengurangi risiko terserang penyakit jantung atau stroke. Terlebih lagi jika mengikuti program diet sehat, tingkat kolesterol pun dapat diturunkan dengan mudah.
d.         Dapat berpikir lebih tajam dan lebih kreatif
Puasa dapat membuat pikiran menjadi lebih tenang dan melambat, menurut sebuah penelitian pikiran yang melambat dapat membuatnya bekerja lebih tajam. Rasa lapar ketika berpuasa merupakan masalah yang wajar apabila rasa lapar memaksa untuk berpikiran lebih tajam dan lebih kreatif.
e.          Mengurangi kebiasaan buruk
Berpuasa adalah salah satu cara yang tepat untuk mengubah gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan buruk. Selama kegiatan berpuasa dapat menghentikan kebiasaan seperti merokok dan makan makanan yang manis.
f.          Mengontrol berat badan
Berpuasa dapat membuat tubuh untuk lebih mudah menurunkan berat badan. Tidak perlu melakukan diet yang berlebih untuk menurunkan berat badan. Dengan makan makanan secukupnya dan tetap mengonsumsi makanan yang sehat selama berpuasa.
g.         Menyehatkan ginjal
Ginjal berfungsi untuk sebagai saringan zat berbahaya dari yang kita makan dan minum. Fungsi ginjal akan maksimal apabila kekuatan osmosis urin dalam tubuh mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dengan berkurangnya asupan air pada saat menjalankan ibadah berpuasa, target untuk mencapai kekuatan osmosis dalam urin dapat tercapai sehingga pada akhirnya akan berdampak baik untuk kesehatan ginjal.
h.         Mengeluarkan racun dalam tubuh
Manfaat puasa juga dapat mengeluarkan racun dalam tubuh yang menumpuk atau mendetoksifikasi. Selama berpuasa, Anda dapat mendetoksifikasi atau mengeluarkan racun dalam sistem pencernaan dalam satu bulan. Ketika tubuh memakan cadangan lemak untuk mendapatkan energi, cadangan lemak akan membakar setiap racun yang berbahaya dalam tubuh.
i.           Mencegah diabetes
Diabetes dapat disebabkan karena tingginya kadar gula dan kolesterol yang terdapat dalam tubuh. Dengan kegiatan berpuasa konsumsi gula dan makanan yang berlemak akan dapat terkontrol sehingga pada akhirnya dapat mencegah diabetes dan penyakit turunannya.
j.           Menyerap banyak nutrisi
Metabolisme akan menjadi lebih efisien ketika berpuasa. Metabolisme yang efesien berarti jumlah nutrisi yang akan diserap dari makanan menjadi semakin besar. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan hormon adiponectin yang diproduksi oleh kombinasi antara puasa dengan sahur, sehingga memungkinkan untuk menyerap lebih banyak nutrisi.
k.         Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Pada saat berpuasa, tubuh akan lemas yang menurut beberapa orang akan menjadi lebih mudah sakit. Hal ini salah dan ternyata puasa dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ketika berpuasa maka akan terjadi peningkatan Limfosit bahkan sampai 10 kali lipat dalam tubuh, hal ini dapat memberikan pengaruh yang besar dan baik terhadap sistem kekebalan tubuh, sehingga puasa dapat menghindarkan dari berbagai virus.
l.           Mengatasi sakit sendi atau encok
Dengan berpuasa secara teratur dapat meningkatkan sel penetral alami dalam tubuh yang pada akhirnya akan membuat sakit encok sedikit demi sedikit menuju kesembuhan. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa adanya korelasi antara meningkatnya kemampuan sel penetral atau pembasmi bakteri dengan membaiknya radang sendi atau penyebab encok itu sendiri. (Endah Hapsari, 2012)
2. Shalat
Shalat lima waktu adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam. Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi ternyata gerakan–gerakan shalat adalah gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sisi medis, shalat adalah gudangnya obat dari berbagai macam penyakit.
Selama ini shalat yang dilakukan lima kali sehari oleh umat Islam, sebenarnya telah memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi yang melakukan shalat tersebut. Gerakan sholat sampai dengan salam memiliki makna yang luar biasa baik untuk kesehatan fisik, mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang hanya sedikit dari umat Islam yang memahaminya.
a.       Takbiratul Ihram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke s! eluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
b.      Rukuk
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot – otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
c.       I’tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat: Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
d.      Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisamengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa – gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
e.       Duduk
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy ( tahiyyat awal ) dan tawarruk ( tahiyyat akhir ). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih ( urethra ), kelenjar kelamin pria ( prostata ) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ – organ gerak kita.
f.       Salam
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
3. Ritual Tumpek Kandang di Bali
Pada Hari Tumpek Kandang, umat Hindu memuja kebesaran Tuhan sebagai Siva atau Pasupati, terutama dalam manifestasi beliau sebagai Rare Angon (Sang Hyang Rudra), agar selalu memberikan anugrah perlindungan dan keselamatan bagi semua makhluk hidup, terutama binatang ternak dan hewan peliharaan, karena hewan-hewan tersebut telah berjasa dalam menompang kehidupan manusia di dunia. Selain itu, makna lain yang terkandung dalam upacara ini adalah upaya untuk menyucikan jiwa (roh) dari hewan-hewan peliharaan/ternak. Diharapkan, di kehidupan selanjutnya, para binatang tersebut dapat naik ke derajat yang lebih tinggi, dan bisa terlahir sebagai manusia.
Implementasi nyata untuk membantu menyelamatkan lingkungan dan menghargai semua mahkluk melalui Ritual Tumpek Kandang dapat dilihat dari banyaknya orang memilih menjadi seorang vegetarian, sebagai sebuah alternatif hidup berkualitas di era modern. Di Indonesia masyarakat masih beranggapan, bahwa orang menjadi vegetarian adalah karena larangan agama atau aliran kepercayaan (sampradaya) tertentu dan belum menjadi sebuah gaya hidup. Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa dulu menjadi seorang vegetarian adalah karena mengikuti ajaran agama, sebagaimana dalam agama Hindu diajarkan Ahimsa, yang berarti tidak membunuh dan menyakiti, dan dalam agama Buddha mengenai dharma, cinta kasih dan kasih sayang terhadap semua makhluk. Namun jika kita maknai lebih mendalam, sebenarnya vegetarian adalah gaya hidup yang universal dan tidak terkait dengan agama tertentu.
Menjadi vegetarian bukan berarti orang tersebut tidak suka atau tidak mampu membeli daging, tentu ada alasan lain yang melatarbelakanginya. Seiring dengan kemajuan jaman, motivasi orang untuk menjadi vegetarian pun mulai berkembang, baik karena alasan medis, gaya hidup sehat, bahkan di sejumlah negara maju bergeser menjadi demi lingkungan dan etika. Demi lingkungan, karena untuk menghasilkan daging dalam skala besar diperlukan energi dan sumber daya yang besar pula, yang berimbas pada kerusakan lingkungan, dan di negara-negara maju hal tersebut menjadi isu penting. Sedangkan etika berhubungan dengan perilaku manusia yang keji, kejam dan semena-mena terhadap binatang. Selama manusia belum bisa menciptakan kehidupan, maka selama itu pula ia tidak berhak mengambil hak hidup (membunuh) mahkluk lain. Bagi kaum vegetarian, pembunuhan terhadap binatang sangat dihindari.
You are what you eat, atau Anda adalah apa yang Anda makan, merupakan ungkapan yang sangat populer di dunia Barat. Perilaku yang kejam dalam proses memperoleh, memperoses dan mengkonsumsi daging, akan memberikan dampak negatif bagi orang yang melakukannya. Para penikmat daging biasanya cendrung agresif, cepat marah, mudah stress dan lebih sering sakit. Sebaliknya kaum vegetarian cenderung lebih mampu menjaga kestabilan emosinya dan lebih jarang sakit. Untuk itu, gaya hidup vegetarian akan memberikan dampak positif bagi fisik-psikis manusia dan lingkungan hidup sekitarnya. (Nararya Narottama, 2013)
2.1.3 Persepsi berbagai Agama tentang Kesehatan
Agama
Keyakinan perawatan kesehatan
Respon terhadap penyakit
Hindu


Sikh




Budha







Shinto



Islam







Yahudi






Kristen
Menerima ilmu penetahuan medis modern

Menerima ilmu pengetahuan medis modern



Menerima ilmu pengetahuan medis modern







Menerima pengobatan medis modern sejalan dengan tradisi leluhur

Harus bisa mempraktikkan Lima Rukun Islam
Dapat mempunyai pandangan yang fatal tentang kesehatan




Mempercayai sanksi dari kehidupan
Tuhan dan kedokteran harus mempunyai keseimbangan
Kepatuhan kepada hari Sabat adalah penting

Tidak melakukan aktivitas pada hari Sabat

Menerima ilmu pengetahuan medis modern
Penyakit disebabkan oleh dosa masa lalu
Memperpanjang hidup tidak dibenarkan

Wanita harus diperiksa oleh wanita
Melepaskan pakaian dalam akan menyebabkan distres yang besar

Dapat menolak pengobatan padsa hari suci
Spirit bukan-manusia yang memasuki tubuh dapat menyebabkan penyakit
Mungkin menginginkan pendeta budha
Tidak mempraktikkan euthanasia
Mengizinkan untuk menghentikan pendukung hidup

Akan tidak mengizinkan pengobatan yang “tampak” mencederai tubuh


Menggunakan kepercayaan sebagai penyembuh
Anggota keluarga hsrus tenang
Kelompok pendoa diperkuat
Mungkin mengizinkan penghentian pendukung hidup
Tidak mempraktikkan euthanasia

Mengunjungi orang sakit adalah suatu kewajiban
Mereka berkewajiban untuk mencari perawatan
Euthanasia adalah dilarang
Pendukung hidup tidak dibenarkan

Menggunakan doa, kepercayaan sebagai penyembuh
Menghargai kunjungan dan gereja
Beberapa menggunakan “penumpangan tangan”
Komuni suci umumnya digunakan
             Tabel Keyakinan Agama tentang Kesehatan (Perry AG dan Potter AP)
2.2 Tradisi Kebudayaan
2.2.1 Pengertian Tradisi Kebudayaan
       Menurut KBBI, Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di masyarakat atau penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yg telah ada merupakan yg paling baik dan benar. Menurut KBBI, Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia spt kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Sedangkan menurut Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia: “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.


2.2.2 Macam-macam Tradisi Kebudayaan
               Menurut Suryati Komalasari (2013) Indonesia adalah negara yang terdiri dari banyak pulau, di mana tiap pulau memiliki suku bangsa yang berbeda-beda pula. Hal ini membuat kebudayaan Indonesia benar-benar beraneka ragam. Kebudayaan itu sendiri sangat bermacam-macam, mulai dari teknologi, bahasa, kesenian, dongeng, atau tradisi daerah yang beragam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki kebudayan-kebudayaan itu dengan ciri khas masing-masing. Ragam kebudayaan tersebut adalah :
1.                       Sosial
Macam-macam budaya tentang sosial ini berkaitan erat dengan ras dan suku bangsa. Banyaknya pulau menjadikan Indonesia menjadi negara yang memiliki banyak ras dan suku. Misalnya suku Batak di Sumatera, suku Dayak di Kalimantan, suku Betawi di Jawa, atau suku Asmat di Papua.masih banyak suku-suku yang lain dan menjadi saudara sebangsa kita. Tiap Suku punya ciri khas yang memiliki kecantikan masing-masing, begitu pula dengan tradisi sosialnya.semua aspek kehidupan tiap suku adalah akar budaya nasional Indonesia.
2.                       Teknologi
Teknologi adalah semua hal yang diciptakan manusia sebagai alat untuk mempermudah kehidupan. Kebudayaan teknologi yang dimaksud adalah budaya masyarakat dalam menemukan beberapa hal penting sebagai penunjang hidup. Macam-macam budaya teknologi adalah:
a.       Senjata
Senjata adalah teknologi ciptaan manusia yang berfungsi untuk melukai, digunakan baik dalam hal menyerang ataupun melindungi diri dari ancaman. Di Indonesia sendiri, tiap daerahnya punya senjata dengan ciri khas bentuk masing-masing. Misalnya, rencong dari Aceh, keris dari Jawa Tengah, atau Mandau dari Kalimantan.
b.      Pakaian
Pakaian merupakan salah satu teknologi ciptaan manusia yang berfungsi menutup atau melindungi tubuh. Setiap daerah di Indonesia punya pakaian adat yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Contoh macam-macam budaya pakaian adalah baju bodo dari Sulawesi atau Kebaya dari  Jawa. Tak hanya pakaian itu sendiri, Indonesia memiliki beragam kain unik yang menjadi bahan utama pakaian. Misalnya saja kain batuk atau kain songket, semua ai memiliki corak dan cara pembuatan yang berbeda-beda, Hendaknya kita melestarikan budaya yang satu ini agar tak semakin tenggelam.
c.       Bangunan Rumah
Indonesia memiliki begitu banyak rumah adat dengan ciri khas masing-masing daerah. Macam-macam budaya rumah adat misalnya rumah joglo dari Jawa, rumah gadang dari Sumatera Barat, atau tongkonan dari Sulawesi Selatan, Itu hanyalah sebagian contoh, dan masih banyak rumah-rumah adat yang lainnya di Indonesia yang digunakan sebagai tempat tinggal.

3.      Kesenian
Budaya Indonesia tak lepas dari  aspek kesenian daerah. Kesenian itu sendiri adalah ekspresi manusia yang bisa dinikmati oleh mata dan telinga. Di Indonesia, ada bermacam-macam kesenian, berikut contohnya :
a.       Sastra/Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi manusia. Di Indonesia, kita bisa menemukan macam-macam budaya bahasa, seperti bahasa Jawa, bahasa Bali, dan masih banyak lagi. Semua memiliki pengucapan yang  berbeda-beda dan disatukan oleh bahasa nasional Indonesia. Seni sastra juga mencakup cerita atau dongeng rakyat, biasanya berkaitan erat dengan asal-usul suatu daerah atau cerita kerajaan zaman dahulu. Misalnya cerita Tangkuban Perahu, Timun Mas, atau cerita Malin Kundang yang sangat sarat akan pesan moral.
b.      Lagu
Ampar-ampar pisang, tokecang, cublak-cublak suweng, dll.  Semua lagu-lagu dengan daerah itu merupakan budaya kesenian yang melekat hampir di seluruh penduduk Indonesia.
c.       Tarian
Di berbagai daerah, terdapat kesenian berupa tari-tarian sebagai wujud ekspresi manusia terhadap berbagau hal. Misalnya terhadap perang, penyambutan tamu, atau rasa syukur saat panen tiba. Contoh macam-macam budaya tari adalah tari saman dari Aceh, tari pendet dari Bali, atau tari sulo dari Sulawesi Tenggara.
d.      Alat Musik
Lagu dan tarian tak akan lengkap tanpa musik. Di Indonesia, musik-musik daerah dimainkan oleh beragam alat musik yang memiliki suara indah. Contohnya adalah angklung yang terbuat dari bambu, gamelan yang dibuat dari besi, atau sasando yang merupakan alat musik petik dengan suara indah.

2.2.3 Tradisi Kebudayaan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan
1. Budaya Nginang dari Jawa
.... Budaya nginang dari jawa sudah di lakukan oleh para nenek moyang dari jawa mereka para nenek moyang kita melakukan itu mungkin sebagai alternatif untuk menjaga kesehatan gigi bisa juga untuk memperkuat gigi, dalam budaya nginang sering sekali ada anggapan negatif karena caranya yang masih sederhana, justru ilmu yang di pakai oleh nenek moyang orang jawa itu adalah ilmu yang moderen untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi agar tetap sehat. Dalam analisa kami sendiri menyimpulkan bahwa yang dipakai bahan-bahan untuk nginang itu sama kandungannya dengan pasta gigi yang ada saat ini yang di produksi oleh pabrik. Justru nginang menurut kami lebih sehat karena sangat alamiah sekali dan tidak ada campuran bahan kimia di dalamnya.
Kandungan yang ada dalam nginang tersusun oleh bahan yang bisa menyehatkan gusi serta menjaga kekutan gigi ,dan bisa mencegah gigi berlubang, susunan bahan beberapa campurannya yakni gambir serta daun sirih dikenal sebagai antiseptik. Senyawa fitokimia yang terkandung di dalamnya dapat mencegah pertumbuhan kuman-kuman penyebab sakit gigi dan bau mulut. Selain itu nginang juga menggunakan endapan kapur sebagai campuran. Endapan yang telah membentuk pasta ini mengandung kalsium, yang diyakini punya manfaat bagi kesehatan gigi dan tulang (Arif, 2011).



BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan makalah Tradisi Keagamaan dan Kebudayaan yang Berhubungan dengan Peningkatan Kesehatan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian Tradisi Keagamaan adalah kebiasaan turun-temurun yang masih dilakukan oleh masyarakat tentang tata cara berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.
2.      Macam-macam Tradisi Keagamaan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan adalah Shalat dan Puasa dalam agama islam, Ritual Tumpek Kandang di Bali dalam agama hindu.
3.      Berbagai agama (Hindu, Sikh, Buddha, Shinto, Islam, Yahudi, Kristen) memiliki persepsi masing-masing tentang kesehatan dalam keyakinan mereka.
4.      Pengertian Tradisi Kebudayaan adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di masyarakat yang merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.
5.      Macam-macam tradisi kebudayaan adalah Sosial, Teknologi yang mencakup senjata, pakaian, bangunan rumah, Kesenian yang mecakup bahasa, lagu, tarian, alat musik.
6.      Tradisi Kebudayaan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan adalah Budaya Nginang dari Jawa.

a.       Kritik dan Saran
       Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Arif. 2011. Menyehatkan Gigi dan Mulut dengan Budaya Nginang dari Jawa (online). Diakses dari arif-healthy.blogspot.com pada 16 November 2014
Djati, Raka. 2014. 12 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh.
Hapsari, Endah. 2012. Inilah Manfaat dan Rahasia di Balik Gerakan Shalat (1). (online). Diakses dari www.republika.co.id pada 17 November 2014.
Koentjaraningrat. 1982. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: UI Press.
Komalasari, Suryati. 2013. Macam-macam Kebudayaan di Indonesia (online). Diakses dari malla22.blogspot.com pada 16 November 2014
Narottama, Nararya. 2013. Tumpek Kandang, Antara Konsep dan Realita (online). Diakses dari majalahhinduraditya.blogspot.com pada 16 November 2014
Pranowo. 2012 dalam Nur Syam. 2005. Islam Pesisir. Yogyakarta: LKiS.
Rustanto, Anton. 2007. Kebenaran itu Bukan Tradisi.

No comments:

Post a Comment